JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Kepolisian hingga kini belum menetapkan satu tersangka pun terkait kerusuhan Ambon yang menelan korban tewas tiga jiwa tersebut. Pasalnya, aparat keamanan masih menfokuskan mengamankan situasi hingga kondisinya benar-benar kondusif.
"Tetap penegakkan hukum dilakukan. Tapi sementara ini, masih dalam meredam suasana hingga kondusif. Tapi penyidikan jalan terus. Proses penegakkan hukum tetap ada,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/9).
Selain itu, Anton pun merilis tiga nama orang yang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut. "Korban meninggal dunia, pertama Jefry Siahaan, alamat Talake Kecamatan Nusaniwe, Ambon. Kedua, Klivord Belebur, alamat Batu Gantung, Kecamatan Nusaniwe, Ambon. Ketiga, Darfin Saimen, alamat Waihaong Kecamatan Nusaniwe, Ambon," jelas Anton.
Menurut dia, setelah diterjunkan pasukan tambahan Satuan Brimob, situasi keamanan berangsur membaik. Ratusan polisi masih berjaga-jaga, karena status di Ambon masih waspada. Sekitar 400 personel Brimob di sebar di titik-titik rawan bentrokan.
Saat ini, tambah dia, pihaknya sedang melakukan penelusuran terhadap SMS provokator yang membuat warga terpancing emosinya. “kami sudah cek oleh siapa-siapa yang membuat onar dan mengirimkan SMS yang mengisukan yang salah ini," katanya.
Pastinya, tambah mantan Kapolda Jawa Timur ini, dari kasus bentrokan tersebut sudah ada yang diperiksa dan sebagian lagi dalam lidik karena sudah terlacak siapa-siapa yang menmgirim SMS yang isinya memancing emosi warga. “Situasi sudah dapat diamankan sejak dini hari malam. Sekarang ini sudah dalam keadaan normal,” imbuhnya.
Dalam insiden ini, kata Anton, pihaknya mencatat terjadi Minggu (11/9) siang. Bentrokan disebabkan SMS provokatif yang disebarkan, karena kasus meninggalnya seorang tukang ojek akibat kecelakaan. Korban jiwa, sebanyak tiga orang tewas, 24 luka berat dan 65 luka-luka. Sedangkan kerugian material, sebanyak tiga rumah, empat sepeda motor dan dua mobil rusak.
Titik-titik Bentrokan
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyatakan hal yang sama bahwa situasi di Ambon pascabentrokan sudah dalam keadaan kondusif. Titik-titik bentrokan sudah dikuasai aparat keamanan. "Tadi saya sudah dapat informasi bahwa kondisi Kota Ambon sudah kondusif. Saya langsung menghubungi gubernur dan wakilnya sejak kemarin," kata Priyo di Gedung DPR.
Menurut Priyo, berdasarkan laporan dari Gubernur Maluku sudah digelar rapat khusus di Kota Ambon. Rapat dihadiri oleh gubernur, kapolda, Pangdam Patimura, Kajati dan juga tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Wakil Ketua DPR Bidang Polhukam ini meminta bentrokan di Ambon ini segera bisa diredam dan tidak terulang di kemudian hari. Karenanya, Gubernur juga minta doa restu seluruh rakyat Indoesia, mereka berkomitmen untuk meredam. Yang terjadi sebenarnya adalah kesalahpahaman dan muncul rumor-rumor yang menyesatkan," papar dia.
Soal adanya keterlibat aparat negara dalam bentrokan ini, Priyo merasa sangat tidak yakin. Menurutnya, penyebabnya adalah, peran aparat intelijen lemah sehingga kejadian kemarin tidak bisa diantisiapasi. "Saya tidak ingin menyimpulkan ada yang bermain di air keruh. Saya juga berharap tidak ada alat-alat negara yang bermain di air keruh, kalau itu terjadi jahat sekali," terangnya.
Menurut Priyo, DPR perlu meminta penjelasan dari aparat terkait untuk mengetahui penyebab bentrokan tersebut. Rencananya DPR akan segera memanggil aparat terkait. Rencananya, Selasa (13/9) hari ini, Komisi I akan bertemu dengan Ketua BIN Jenderal Pol (Pur) Sutanto, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.(pkc/bie/rob)
|