SAMARINDA, Berita HUKUM - Aksi demo mahasiswa yang serentak dilakukan oleh mahasiswa seantero tanah air yang menolak Undang-Undang Pemilihan kepala daerah secara langsung, halnya mahasiswa di Kalimantan Timur (Kaltim) aksi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) menolak UU Pilkada di depan Kantor DPRD Kaltim jalan Teuku Umar, Karang Paci Kecamatan Sungai Kunjan, Selasa (14/10) lalu berujung ricuh. Belakangan disinyalir adanya mahasiswa di tangkap dijalanan.
Kericuan berawal dari aksi orasi yang dilakukan bergantian yang dihadiri ratusan mahasiswa, namun tidak ada satupun anggota DPRD Kaltim yang datang menemui mereka, sehingga memancing puluhan mahasiswa yang akan memanjat pagar dihalau oleh anggota Kepolisian yang dari awal menjaga dan mengawal jalannya aksi demo.
Dihalaman depan gedung wakil rakyat yang tertutup rapi dengan pagar setinggi 3 meter tersebut nampak terlihat anggota Kepolisian berjaga dengan mobil operasionalnya, diluar pagar mahasiswa terus membakar semangat rekannya dengan orasi politik mereka. Seorang mahasiswa berupaya memanjat pagar untuk memanggil anggota DPRD Kaltim, namun dicegah anggota polisi dari dalam dengan tindakan tegas, memukul bagian kaki mahasiswa. Aksi tersebut memicu kemarahan mahasiswa lainnya.
Aksi baku lembar antara mahasiswa dan anggota Polisi pun tak terhindarkan, akibatnya baik mahasiswa maupun seorang anggota Sabhara Polres Samarinda terluka dibagian wajah, akibat lembaran batu mahasiswa,
Kabag Ops Polresta Samarinda Kompol Andreas Susanto, mengatakan dalam aksi demo yang berakhir ricuh tersebut ada anggotanya yang terluka, dan seorang mahasiswa diamankan.
"Ada sedikit insiden salah seorang mahasiswa yang memaksa masuk, dan mahasiswa melempar batu dari luar kearah anggota, ada anggota kami yang terluka terkena lemparan batu. Kita sudah mencatat, dan menanyakan pada mahasiswa dari mahasiswa Fakultas Pertanian Unmul tetapi akan kita cek pada Unmul,” ujar Andreas.
Pantauan BeritaHUKUM.com di Mapolres Samarinda, Rabu (15/10) kemarin sore, salah seorang mahasiswa yang diketahui bernama Imang, dan beberapa orang temannya datang ke Mapolres Samarinda untuk melaporkan kejadian aksi demo tersebut dan adanya aksi penculikan yang dilakukan oknum yang tak dikenal, kepada SPKT Polres Samarinda.
Laporan atas tindakan penculikan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota kepolisian, Kabag OPS Polres Samarinda, Andreas Susanto, mengatakan keluhan yang dilakukan oleh belasan mahasiswa tentang adanya penculikan adalah tidak benar, mereka hanya dijemput dan diminta keterangan, pungkas Andreas.(bhc/gaj) |