Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Kemendikbud
Dunia Pendidikan Indonesia Perlu Banyak Dikoreksi
Wednesday 30 Nov 2011 17:30:49
 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Dok. Rumgapres)
 
BOGOR (BeritaHUKUM.com) – Meski banyak kemajuan dicapai dalam dunia pendidikan Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap merasa ada yang masih harus dikoreksi. Satu di antarnya kinerja guru yang telah lulus sertifikasi, tapi belum banyak berubah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam sambutan puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-66 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/11).

Turut hadir dalam kesempatan ini, antara lain Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mentan Suswono, Menhut Zulkifli Hasan, Menag Suryadharma Ali, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jendral Timur Pradopo dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan.

Menurut SBY, pada APBN 2011, pemerintah mengalokasikan sektor pendidikan ini sebesar Rp 266,9 triliun. Sedangkan untuk 2012, pemerintah mengusulkan Rp 286,6 triliun. Anggaran tersebut termasuk peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru untuk mencapai jenjang D4 dan S1. Biasanya DPR memberikan persetujuannya, karena menyangkut pendidikan.

Anggaran pendidikan yang semakin besar itu diharapkan dapat meningkatkan semua yang diperlukan untuk pendidikan, termasuk sertifikasi guru dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). "Kami ingin 31,3 juta siswa setingkat SD mendapatkan BOS. Lalu 13,4 juta siswa SLTP juga mendapatkannya. Demikian pula dengan 8 juta siswa miskin," ujarnya seperti dikutip situs resmi Presiden RI.

Dalam kesempatan ini, Kepala Negara juga memberi apresiasi kepada guru yang berprestasi di berbagai bidang. Mereka adalah para guru yang melampaui panggilan tugasnya atau disebut sangat dedikatif. SBY juga menyampaikan apresiasi kepada guru yang bertugas di daerah dengan kondisi yang ekstrim, dimana semua serba sulit dan sangat terbatas.

Presiden juga meminta para guru untuk memiliki kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola sekolahnya agar lebih tertib dan teratur. Lingkungan sekolah, SBY menambahkan, merupakan bagian dari pembangunan karakter. Saat ini pemerintah sedang merenovasi gedung sekolah SD dan SLTP yang kondisinya kurang layak. Terdapat 10 hingga 15 persen bangunan sekolah di Indonesia yang harus dikerjakan hingga tiga tahun mendatang.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga memberikan penghargaan Satyalancana Pendidikan kepada empat orang guru dan satu kepala sekolah berprestasi berdasarkan Keppres No.123/tk/2011. Para guru dan kepala sekolah yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Abdul Hajar (guru SMAN 3 Makassar), Herfen Suryati (guru YPVDP Bontang), Imron Rosidi (guru SMKN 2 Pasuruan), Mustafa (guru SMKN 4 Makassar), dan Nikmah Nurbaity (kepala sekolah SMAN 5 Purworejo).

Sementara itu, Mendikbud M Nuh menyatakan bahwa untuk menjadi seorang guru diperlukan karakter yang kuat, sehingga dapat menciptakan masa depan yang lebih baik. "Pembentukan karakter adalah suatu keniscayaan dalam suatu proses pembelajaran sebagai komplemen dari pembentukan modal pengetahuan. Tugas menjadi guru sangat istimewa, sehingga wajar apabila tugas ini hanya boleh diemban oleh mereka yang memiliki kesiapan dan kelayakan yang memadai," ujarnya.(wmr)



 
   Berita Terkait > Kemendikbud
 
  Mulyanto Nilai Penggabungan Kemenristek - Kemendikbud Sebuah Langkah Mundur
  Kemendikbud: KKI 2018 adalah Semangat dari UU Nomor 5 Tahun 2017
  Libatkan Desainer Ternama, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Siap Gelar EFWI
  Tim dari Provinsi Jateng Raih Juara I LCCM Tingkat Nasional 2018
  Kemendikbud Berikan Orientasi 679 Peserta Darmasiswa dari 94 Negara Sahabat
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2