Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Prabowo Subianto
Fahri Hamzah Kecewa dengan Prabowo: Harusnya Bisa Rangkul Oposisi
2020-12-25 00:19:37
 

Fahri Hamzah.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Fahri Hamzah secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya terhadap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Prabowo dinilainya tidak terlihat melakukan upaya untuk mendamaikan situasi di Tanah Air. Prabowo seharunsnya mendorong pemerintah merangkul oposisi, bukan memusuhi.

Padahal, kata politikus Partai Gelora Indonesia itu, Prabowo merupakan sosok yang diistilahkannya sebagai jantung kekuatan oposisi.

"Kekecewaan pertama saya titipkan kepada Pak Prabowo yang tidak tampak menggunakan celah yang ada untuk mrndamaikan keadaan. Padahal, beliau adalah jantung kekuatan oposisi. Harusnya sebagai pejabat polkam beliau bisa mengajak pemerintah merangkul oposisi bukan memusuhinya," kata Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Rabu (23/12).

Bahkan, kata dia, Prabowo juga justru diam ketika ada seorang militer aktif berkali-kali ikut campur dalam politik keamanan sipil. Prabowo seharusnya bisa menjelaskan kepada Presiden bahwa dalam demokrasi, militer harus berada di belakang. Dia pun mempertanyakan sikap diam Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.

"Bahkan, ketika seorang militer aktif secara overaktif berkali-kali ikut campur dalam politik keamanan sipil beliau juga diam. Seharusnya beliau mendampingi presiden untuk menjelaskan bahwa dalam demokrasi kita sekarang militer harus berada di belakang. Pak Menhan ada apa?" tutur mantan politikus PKS ini.

Dalam cuitan sebelumnya, Fahri mengakui termasuk yang mendukung Jokowi mengangkat mantan lawan politiknya ke dalam kabinet dalam rekonsiliasi. Namun Fahri kecewa karena tidak ada inisiatif untuk menghentikan perseteruan politik.

"Saya termasuk yang mendukung Presiden Jokowi menggunakan hak prerogatifnya mengangkat mantan lawan politiknya masuk kabinet demi rekonsiliasi. Kita perlu persatuan melawan krisis ini. Tapi saya kecewa karena perseteruan tak dihentikan. Saya juga kecewa atas hilangnya inistatif," katanya.(dam/okezone/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Bareskrim Polri Rilis Pengungkapan Terbesar TPPU Sindikat Narkotika Internasional Jaringan Fredy Pratama

BaCaPres Anies: Kita Tidak Ingin Perekonomian Maju Tapi Ekologi Rusak

Bekas Karyawan Pinjol Jual Data Nasabah Catut Nama Bank BCA Ditangkap Siber Polda Metro

Polri Resmi Merubah Lintasan Ujian Praktek SIM C dari Angka 8 Menjadi Huruf S

 

ads2

  Berita Terkini
 
Layanan Pembuatan e-Paspor Kini Tersebar di 102 Kantor Imigrasi

PPWI dan LSP Pers Indonesia Teken MoU di Kantor DPD RI

Timpora Jakarta Utara Tingkatkan Deteksi Dini Keberadaan WNA

Bareskrim Polri Rilis Pengungkapan Terbesar TPPU Sindikat Narkotika Internasional Jaringan Fredy Pratama

Pekerja Migran Indonesia Tawuran di Taiwan, Benny Rhamdani: Saya Kecewa!

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2