DKI Jakarta menerima penghargaan Honorable Mention dari Komite Sustainable Award (STA) di ajang Sustainable Transport Award 2020 yang berlangsung di Walter E. Washington Convention Center, Washington DC pada 14 Januari 2020 waktu setempat.
Penghargaan ini diberikan atas usaha Pemprov DKI Jakarta dalam mengembangkan sistem BRT, Transjakarta, serta keberhasilan dalam menaikkan jumlah penumpang hingga 200 persen dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Delegasi Pemprov DKI Jakarta yang hadir pada acara penganugerahan itu diantaranya Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekdaprov DKI Jakarta, Sri Haryati; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo; dan Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri, Hari Wibowo.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekdaprov DKI Jakarta, Sri Haryati mengatakan, penghargaan ini merupakan hasil dari kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, warga Jakarta dan pihak swasta.
"Penghargaan ini akan menjadi motivasi lebih bagi Jakarta untuk semakin mengembangkan sistem transportasi terintegrasi agar Jakarta menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk ditinggali warganya," ujarnya, Kamis (16/1).
Sri menjelaskan, Jakarta masuk dalam nominasi STA 2020 karena banyaknya perubahan positif yang terjadi di Jakarta dalam kaitannya dengan sistem transportasi berkelanjutan.
"Selain kenaikan jumlah penumpang Transjakarta yang fantastis, Jakarta juga dinilai berhasil mengintegrasikan sistem BRT dengan layanan mikrobus (angkot) serta kehadiran sistem metro (MRT) pertama yang memberikan tambahan opsi moda angkutan umum bagi warga Jakarta," terangnya.
Menurutnya, Jakarta juga berhasil meningkatkan fasilitas pejalan kaki dan akses menuju stasiun dan halte angkutan umum serta menciptakan hub-hub untuk mengintegrasikan berbagai moda transportasi.
"Kenaikan jumlah penumpang Transjakarta, integrasi antarmoda serta pembangunan fasilitas pejalan kaki, menjadikan Jakarta memenuhi kriteria untuk dapat masuk nominasi STA 2020," tandasnya.
Untuk diketahui, Penghargaan Sustainable Award 2020 merupakan bagian dari 17th Annual Transforming Transportation Conference di mana delegasi dari Pemprov DKI Jakarta juga mempresentasikan perkembangan transportasi di Jakarta dalam sesi panel 'Transforming Transportation' pada tanggal 16 Januari 2020 di lokasi yang sama.
Jakarta masuk dalam nominasi bersama 12 kota dari berbagai negara di dunia seperti, Richmond (USA), San Jose (Costa Rica), Kingston (Canada), Bogota (Colombia) dan lain sebagainya.
Dalam prosesnya, Jakarta melesat masuk ke dalam tahap semifinal hingga akhirnya menduduki posisi tiga besar bersama Pune (India) dan Kigali (Rwanda).
Sementara, Jumlah penumpang PT Transjakarta pada 2019 naik 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari inovasi-inovasi baru dalam sistem transportasi Jak Lingko yang ada di DKI Jakarta.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, untuk tahun 2019 secara total ada 264,6 juta penumpang yang berhasil dilayani. Angka ini terus naik sejak 2017 yang hanya melayani 144,72 juta penumpang, dan 2018 melayani 188,9 juta penumpang.
"Pada tahun 2019 kami mengangkut sebanyak 264,6 juta pelanggan, rekor tertinggi dalam sejarah. Ini tentunya angka yang luar biasa untuk Transjakarta. Data menunjukan bahwa warga DKI sangat antusias menyambut baik pelayanan Transjakarta," ujar Agung, Jumat (17/1).
Kenaikan tersebut tidak lepas dari keberhasilan PT Transjakarta yang mengintegrasikan sistem Bus Rapid Transit (BRT) dengan mikrobus (angkot) dalam program unggulan Pemprov DKI Jak Lingko dan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Hingga saat ini PT Transjakarta setidaknya memiliki 247 rute.
Sementara itu, tercatat 1.638 unit mikrotrans yang telah bergabung dengan program Jak Lingko di tahun 2019 terjadi peningkatan sekitar 267 persen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Angkutan First Mile dan Last Mile Mikrotrans ini sebelumnya di 2017 tahun pertama kali program ini diluncurkan beroperasi hanya dengan 445 Unit.
"Untuk selanjutnya sebagai landasan 10 tahun ke depan menuju Layanan 5.0 Transjakarta tahun ini mulai mengembangkan pembayaran digital di luar TOB (tap on bus) seperti QR code. Hal ini untuk memastikan berbagai kolaborasi dapat terwujud," jelasnya.
Beberapa strategi untuk peningkatan kualitas transportasi di Jakarta telah disiapkan, yakni pertama mata rantai sistem transportasi berbasis jalan ramah lingkungan diawali dengan bus listrik yang akan beroperasi. Kedua, pengusahaan pembiayaan agar dapat melapisi PSO.
"Diantaranya peningkatan pemanfaatan aset seperti Non Fare Box yang sudah di dalam pipeline, dan berbagai inovasi lain agar perseroan tetap relevan di hati pelanggan," tuturnya.
Untuk sistem ketiga yang mutlak dijalankan agar perseroan tetap dapat hadir melayani secara berkelanjutan bagaimana membentuk budaya mandiri dalam bertransportasi. Secara perlahan Transjakarta mulai melakukan perubahan dengan menerapkan sistem way finding dan alat Tap On Bus (TOB) yang sudah diberlakukan dan terus disosialisasikan.
"Transjakarta optimis bisa beriringan mengajak masyarakat beralih dari kendaraan umum ke transportasi publik. Ini seiring dengan cita-cita Pemprov DKI untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota 4.0," tandasnya.(beritajakarta/bh/sya) |