JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepertinya sudah pasrah, karena tak mampu menangkap dan memulangkan tersangka kasus dugaan suap terhadap puluhan politisi Senayan terkait terpilihnya Miranda Swaray Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur Senior BI, Nunun Nurbaeti.
Padahal, di dunia maya beredar foto Nunun terlihat sehat-sehat dan melakukan aktivitas di sebuah pusat perbelanjaan Singapura. “KPK sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi memang saat ini belum bisa membawa pulang ke Tanah Air," kata Karo Humas KPK Johan Budi kepada wartawan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (24/11).
Ia pun mengakui kelemahan serta kekurangan KPK yang tidak memiliki aparatnya di luar negeri, sehingga kesulitan menangkap istri mantan Wakapolri Komjen Pol. (Purn) Adang Daradjatun yang kini menjadi anggota DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS). KPK hanya bisa menunggu aksi yang akan dilakukan Interpol. “Kami tergantung sepenuhnya dari Interpol,” selorohnya pasrah.
Mengenai foto Nunun yang sedang melakukan aktifitas di Singapura dan beredar di dunia maya itu, lanjut Johan, pihaknya measih melakukan identifikasi. KPK pun belum dapat memastikan bahwa itu foto terbaru atau sudah lama. “KPK masih harus menelitinya lebih mendalam. Untuk saat ini, kami belum dapat memastikannya,” imbuh dia.
Dihubungi terpisah, Kasubag Humas Ditjen Imigrasi, Kemenkumham, Herawan Sukoaji memastikan bahwa paspor milik Nunun Nurbaetie yang kini menjadi buron di 188 negara-anggota Interpol, telah dicabut. "Sudah dicabut, paspornya tidak berlaku lagi," tegasnya.
Menurut dia, pencabutan paspor Nunun itu baru dilakukan secara administratif. Maksudnya adalah paspor fisik milik Nunun masih tetap berada di tangannya hingga kini. Pencabutan paspor secara fisik, baru bisa dilakukan setelah buron kasus dugaan korupsi itu sudah tertangkap.
“Pencabutan paspor Nunun secara administratif, tidak menjadi alasan seorang buron bebas mengunjungi negara-negara lain. Paspor Nunun tetap tidak akan berlaku di imigrasi negara manapun meski belum dicabut secara fisik,” jelas Herawan.
KPK sendiri sebelumnya beberapa kali menyebut ada pihak kuat yang melindungi Nunun. Terakhir, KPK mengatakan pihak berkekuatan besar yang melindungi perempuan itu berasal dari asing. Belakangan, foto-foto buron Interpol itu beredar di sebuah media massa yang memperlihatkan Nunun tengah berbelanja di pusat perbelanjaan Singapura.(dbs/spr)
|