JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Alfian Mallarangeng akhirnya memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak hanya dirinya, Politikus Partai Demokrat Muhammad Nasir juga mendatangi gedung KPK, Jakarta, Senin (10/10)
Keduanya datang dalam waktu berbeda. Namun, mereka sama-sama untuk dimintai keterangan sebagai saksi kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games XXVI/2011 di Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. Tak hanya keduanya, Ketua Komisi X DPR Mahyudin juga telah datang untuk memberi keterangan sebagai saksi dalam kasus serupa.
Usai menjalani pemeriksaan beberapa jam, Menpora Andi Mallarangeng menyatakan, dimintai keterangan mengenai anggaran wisma atlet yang berujung menjadi perkara suap itu. Keterangan yang diberikan tak jauh, saat dirinya memberikan kesaksian di Pengadilan Tipikor oada beberapa waktu lalu.
"Saya diperiksa untuk M Nazaruddin. Saya ditanya seputar penganggaran dalam wisma atlet. Penganggarannya bagaimana dan sebagainya. Saya berikan keterangan seperti (di Pengadilan Tipikor ketika memeriksa perkara Sesmenpora Wafid Muharram) lalu,” ujar Andi kepada wartawan di gedung KPK.
Namun, ketika ditanya mengenai sejumlah pertemuannya dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, Andi hanya bungkam. Begitu pula saat ditanya mengenai proses pengajuan proyek yang dimenangkan PT Duta Graha Indah (DGI), lagi-lagi Andi bungkam dan hanya melempar senyum kepada wartawan.
Andi sempat sedikit menjelaskan materi penting pemeriksaan dirinya. Menurut dia, dirinya juga ditanya soal masalah pelanggaran yang terjadi pada pembangunan wisma Atlet di Sumatera Selatan. "Saya ditanya sekitar pelanggaran. Caranya dan apa saja. Semua telah saya katakan di depan penyidik KPK," selorohnya sambil masuk mobil dinas menteri dan meninggalkanagedung KPK.
Sementara saudara kandung M Nazaruddin yang juga merupakan anggota Komisi III DPR, M Nasir memilih bungkam setelah diperiksa tim penyidik KPK saksi untuk kasus tersebut. Nasir yang juga dimintai keterangan sebagai saksi bagi Nazaruddin, lebih memilih cepat-cepat masuk mobilnya untuk selanjutnya meninggalkan gedung tersebut.
Sebelum memasuki mobilnya, wartawan sempat berusaha mengorek keterangan darinya. Beberapa pertanyaan, seperti apa saja yang ditanyakan penyidik KPK terhadap dirinya, peran apa dalam kasus ini serta lainnya, sama sekali tidak dijawab. Ia benar-benar bungkam. Sama sekali tak ada secuil pun keterangan yang diberikan darinya. “Maaf ya saya harus pergi,” selorohnya sambil menutup pintu mobilnya tersebut.(mic/spr)
|