Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Radikalisme
Mencegah Paham Radikal pada Anak, Orang Tua dan Keluarga Punya Peranan Penting
2018-08-28 04:48:12
 

Psikolog Arijani Lasmawati Lutfi.(Foto: BH /mos)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Psikolog Arijani Lasmawati sekaligus founder Lembaga Psikologi Laksita mengatakan pola didik atau pengasuhan orang tua terhadap anak dapat menentukan terbebasnya anak dari paham radikal.

"Saya selalu mengedepankan peran keluarga dan orang Tua, Apa yang terjadi pada anak pada keluarga pasti ada pengaruh kuat disana orang tua," katanya di kawasan Kebayoran, Jakarta, Senin (27/8).

Dijelaskannya, anak dengan sendirinya akan bersikap intoleran ketika dewasa jika orang tua mengajarkan gaya pengasuhan yang intoleran seperti membatasi diri dengan lingkungan, tertutup dan menanggap dia sebagai orang yang eksklusif.

"Ini kadang orang tua menanggap 'saya tidak mengajarkan mereka untuk radikal untuk melakukan sesuatu yg berkaitan dengan jihad, teror' Tapi (pola asuh mereka) sebetulnya mereka sedang menanamkan bibit-bibit intoleran," ucapnya.

Apabila anak tersebut dididik untuk membuka diri, menurutnya, rasa saling toleransi dan tidak menganggap dirinya eksklusif tentu anak tersebut akan menerima masukan dan perubahan dilingkungannya.

"Ketika mereka beranjak remaja pasti mereka mencari kelompok dalam rangka mengembangkan diri bersosialisasi dengan lingkungan dan sebayanya. Mereka otomatis akan memilih kelompoknya seperti apa yang diajarkan orang tuanya," katanya.

Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitiannya, dimana gaya intoleransi yang dibawa anak remaja sejatinya terpatri ketika dia masih dididik oleh keluarganya saat usia berkembang.

"Dalam penelitian saya menunjukan aktifitas yang intoleran dan radikal itu sumbernya dari keluarga. Ketika dia di guide (pandu) dalam tahap-tahap masa perkembangannya," paparnya.

Oleh sebab itu, semestinya orang tua tak boleh kaget ketika anaknya sudah dewasa bersikap intoleran. "Jadi itu perlunya orang tua membekali anak sejak dari awal," pungkasnya.(bh/mos)



 
   Berita Terkait > Radikalisme
 
  HNW Tolak Pengkaitan Radikalisme Dengan Masjid Dan Pesantren
  Kapolri Listyo Sigit Ajak Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi
  MARAS Kecam Keras Terkait Tuduhan Prof Din Syamsuddin Radikal
  Din Syamsuddin Dilaporkan ke KASN, Ketua Fraksi PKS: Api Permusuhan Dibiarkan Menyala
  Tuduhan Radikal untuk Din Syamsuddin itu Absurd dan Memicu Kemarahan Warga
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2