Patung Mesir Temukan Patung Firaun Ramses II yang Berusia 3.000 Tahun 2017-03-14 16:42:10
Bagian tubuh patung ditemukan di tanah kosong di antara blok apartemen yang berdiri di lokasi ibu kota Mesir kuno, Heliopolis.(Foto: Istimewa)
MESIR, Berita HUKUM - Bagian tubuh sebuah patung Firaun, yang kemungkinan berusia 3.000 tahun, telah diangkat dari dalam tanah di Mesir. Penemuan ini dapat mengungkapkan sosok seorang firaun yang terkenal.
Sebelumnya, bagian kepala patung dan bagian tubuh lainnya telah diangkat dari lokasi yang sama pekan lalu.
Benda-benda peninggalan masa lalu ini ditemukan di daerah yang terletak di bagian timur laut Kairo, dekat dengan kuil Firaun Ramses II, yang juga dikenal sebagai Ramses Agung. Karena itu, para ahli yakin bagian-bagian patung yang baru diangkat amat mungkin mencerminkan diri sang Firaun.
Kuat dugaan itu adalah patung Firaun Ramses II, salah satu penguasa Mesir kuno paling terkenal.
Patung ini berhasil digali dari sebuah kawasan kumuh yang dulunya diperkirakan di lokasi kota Heliopolis Kuno. Firaun Ramses II berkuasa sepanjang kurun 1279 hingga 1213 sebelum masehi. Mesir mencapai kemakmuran di bawah kekuasaan Ramses II sehingga sang raja itu digelari "Ramses yang Agung."
Temuan patung raksasa ini, menurut Kementerian Peninggalan Bersejarah (Antiquities Ministry) Mesir, sebagai salah satu yang terpenting.
"Selasa lalu mereka memberitahu saya untuk mengumumkan temuan besar dari patung raja, kemungkinan besar Ramses II, terbuat dari batu kwarsa," kata Menteri Peninggalan bersejarah Mesir, Khaled al-Anani.
Para arkeolog menemukan patung raksasa Ramses II dalam keadaan tidak utuh. Bagian tubuh terpisah di satu lokasi yang sama.
"Kami menemukan bagian dada dan bagian bawah kepala patung dan sekarang kami mengangkat bagian kepala dan kami menemukan mahkota serta bagian telinga kanan dan potongan mata kanan," kata Anani.
Para Arkeolog kolaborasi Jerman dan Mesir juga menemukan bagian atas patung Firaun Seti II, cucu Ramses II. Patung itu setinggi 80 sentimeter.
Kepala ekspedisi tim Jerman, Dietrich Raue mengatakan kepada Reuters, Heliopolis merupakan tempat tinggal dewa matahari. Dewa matahari diciptakan di Matariya, Heliopolis.
"Itu artinya segala sesuatu dibangun di sini. Patung, kuil, tugu peringatan. Namun, raja tidak pernah tinggal di Matariya, karena ini tempat tinggal dewa matahari," kata Raue menjelaskan alasan timnya menyakini di kawasan ini banyak benda peninggalan bersejarah, yang sempat ditepis warga di sekitar Heliopolis.
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com