JAKARTA, Berita HUKUM - Momentum Tabligh Akbar peringatan Isra Miraj yang digelar di Masjid Baiturrahman DPR/MPR/DPD RI tidak hanya dilakukan untuk sekedar berkumpul, sebab kalau ditinjau secara kuantitatif, jumlah jamaah yang hadir cukup banyak, dan frekuensi intensitas penyelenggaraannya juga termasuk sering. Akan tetapi tingkat kualitasnya tentu akan kembali pada diri pribadi masing-masing. Sejauh apa bisa mencerna makna dan mengimplemntasikannya setelah mendengarkan ceramah yang disampaikan.
Hal itu dikatakan Inspektur Utama (Irtama) Setjen DPR RI Setyanta Nugraha dalam sambutannya pada acara peringatan Isra Miraj yang mengangkat tema "Dengan memperingati Isra dan Miraj 1438H / 2017M, Kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa," Hadir sebagai penceramah dalam acara tersebut yakni Ustadz Wijayanto.
"Oleh karena itu, momentum ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk men-charge kembali diri kita untuk lebih meningkatkan kualitas diri. Kehadiran kita tidak hanya mendengarkan tetapi juga harus mencoba menghayati. Dan yang tidak kalah penting juga yakni bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup kecil keluarga, lingkungan organisasi tempat kita bekerja, dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sosial di masyarakat berbangsa dan bernegara," ucap Setyanta Nugraha, Senin (15/5).
Ia juga mengatakan, penyelenggaraan kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud menanamkan nilai-nilai yang telah dianut di lingkungan Setjen dan Badan Keahlian DPR RI, yakni dalam kerangka reformasi birokrasi yang dikenal dengan istilah RAPI (Religius, Akuntable, Profesional, dan Integritas).
"Ini adalah nilai pertama yang diimplementasikan salah satunya melalui kegiatan ini. Tetapi tidak hanya sekedar itu saja, kita akan membangun integritas didalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang ada dilingkungan kerja kita masing-masing," ujarnya.
Sekecil apapun kontribusi yang dilakukan setiap individu terhadap organisasi untuk perubahan, akan dapat meningkatkan kinerja organisasi baik secara individu maupun secara kelembagaan, lanjutnya.
"Oleh karena itu melalui majelis ini saya mengharapkan, apa yang disampaikan oleh Ustadz Wijayanto hendaknya benar-benar disimak, dicermati, ditelaah, dihayati dan diamalkan. Sehingga tidak ada satupun pegawai yang merasa dirinya tidak penting didalam organisasi. Oleh karenanya kontribusi terhadap perubahan kearah yang lebih baik kepada organisasi itu sangat dibutuhkan, karena akan ditemukan eksistensi dari penguatan kelembagaan di organisasi kita ini," pungkasnya.(dep/sc/DPR/bh/sya) |