Trump dan Korea Utara saling menyampaikan retorika permusuhan, dengan presiden AS mengancam untuk" /> BeritaHUKUM.com
Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Korea Utara
Presiden Cina Xi Jinping Desak Donald Trump Jaga 'Ucapan dan Tindakan' terkait Korea Utara
2017-08-14 06:34:46
 

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.(Foto: Istimewa)
 
CINA, Berita HUKUM - Presiden Cina Xi Jinping telah mendesak Presiden AS Donald Trump dan Korea Utara untuk menghindari "kata-kata dan tindakan" yang dapat memperburuk situasi, seperti diberitakan media.

Trump dan Korea Utara saling menyampaikan retorika permusuhan, dengan presiden AS mengancam untuk menghujani Korea Utara dengan "tembakan dan kemarahan".

Panggilan telepon dilakukan beberapa jam setelah Trump mengeluarkan ancaman balasan cepat dan kuat terhadap Pyongyang, memperingatkan bahwa pemimpinnya "akan menyesali dengan cepat" jika dia melakukan tindakan apapun terhadap wilayah atau sekutu AS.

Tetapi Cina, yang merupakan satu-satunya sekutu Korea Utara, medesak agar masing-masing menahan diri.

Seperti diberitakan media Cina, dalam percakapan melalui telepon Xi mengatakan kepada Trump bahwa "seluruh pihak yang bersangkutan" harus menghentikan "ucapan dan tindakan" yang dapat memperuncing suasana.

Xi juga menekankan bahwa Cina dan AS memiliki "kepentingan yang sama" mengenai denuklirisasi dan menjaga perdamaian di semenjanjung Korea.

Xi mengatakan China dan Amerika Serikat memiliki kepentingan bersama dalam mencapai denuklirisasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, dan China siap untuk bekerja sama dengan AS untuk menyelesaikan masalah dengan tepat, menurut sebuah pembacaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri China.

Paritas yang bersangkutan harus berusaha menyelesaikan masalah ini melalui "dialog dan negosiasi" untuk mencapai solusi politik, kata Xi.

"China bersedia untuk tetap berhubungan dekat dengan Amerika Serikat, atas dasar saling menghormati, untuk mencari penyelesaian yang baik mengenai masalah ini," menurut pembacaan tersebut.

Presiden China mengatakan bahwa Beijing memberi nilai tinggi pada kunjungan kenegaraan Trump ke China akhir tahun ini, yang mana dia mendesak kedua belah pihak untuk melakukan persiapan yang baik. Trump mengatakan bahwa dia menantikan kunjungan ini.

Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat sepenuhnya memahami upaya China dalam menyelesaikan masalah nuklir Korea, dan bersedia untuk terus menjalin kontak erat dengan Beijing mengenai isu-isu utama regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, Xinhua News Agency melaporkan pada hari Sabtu.

Dalam panggilan telepon mereka, Xi mengingat pertemuan mereka di sela-sela KTT Kelompok 20 bulan lalu di Hamburg, Jerman, yang menurut Xi "produktif".

Mempertahankan hubungan erat antara kedua pemimpin mengenai isu-isu yang menjadi perhatian bersama adalah "sangat penting bagi perkembangan hubungan China-AS", Xi menambahkan.

Trump juga menekankan pentingnya menjaga kontak dekat antara kedua pemimpin mengenai isu-isu utama dan memperkuat pertukaran antara negara mereka di semua tingkat dan juga di berbagai wilayah, menurut laporan Xinhua.

Perkembangan hubungan AS-China menikmati momentum yang baik, katanya, menyuarakan keyakinannya bahwa hubungan bilateral bisa lebih baik. Tidak disebutkan apa yang disampaikan Gedung Putih dalam percakapan telepon dua pemimpin negara itu.

Hanya ditekankan bahwa dua pemimpin negara itu memiliki hubungan yang dekat, yang "harapannya dapat memimpin untuk menghasilkan resolusi perdamaian dalam masalah Korea Utara".

Sebelumnya Presiden Trump mencela Cina karena tidak menahan Korea Utara melakukan uji coba, dengan mengatakan bahwa negara itu dapat melakukan "lebih banyak".

Pernyataan gedung putih mengatakan AS dan Cina sepakat bahwa Korea Utara harus menghentikan "perilaku provokatif dan meluas".

Pejabat Korea Utara menyampaikan pernyataan melalui kantor berita milik pemerintah KCNA pada Sabtu (12/8) yang menyebutkan pemerintahan Trump "harus berbicara dan bertindak yang pantas," jika tidak ingin "imperium Amerika menemui malapetaka yang tragis".

Ketegangan yang terjadi akibat program nuklir Korea Utara yang berkepanjangan semakin memburuk ketika Korut melakukan uji rudal balistik antar benua pada Juli lalu. Korut juga marah kepada keputusan PBB untuk meningkatkan sanki ekonomi terhadap negara tersebut, pekan lalu.(chinadaily/BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Korea Utara
 
  Korea Utara Biayai Program Rudal Nuklir Triliunan Rupiah dari Pencurian Kripto
  Tembakan Rudal Korea Utara ke Arah Jepang, 'Apa maunya Kim Jong-un?'
  Kim Jong-un Muncul di Depan Umum di Tengah Spekulasi tentang Kesehatannya, Ungkap Media Korut
  Korea Utara: Pyongyang 'Luncurkan Rudal dari Kapal Selam', Melesat Sejauh 450 Km
  Korea Utara Tolak Perundingan Damai dengan Korea Selatan
 
ads1

  Berita Utama
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu

Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi

100 Tokoh Deklarasi Tolak Pemilu Curang TSM, Desak Audit Forensik IT KPU

 

ads2

  Berita Terkini
 
Polda Metro Respon Keluhan Pedagang Ikan Modern Muara Baru Jakarta Utara dengan Pengelola Pasar

Nikson Nababan Menyatakan Siap Maju Pilgub Sumut, Jika Mendapat Restu Ibu Megawati

BP2MI Siap Sambut 9.150 Pekerja Migran Indonesia yang Cuti Lebaran 2024 dan Habis Masa Kontraknya Kembali ke Tanah Air

Datang Lapor ke Komnas HAM, MPA Poboya Adukan Polres Palu ke Komnas HAM, Dugaan Kriminalisasi

Gelar Rakor Lintas K/L, Polri Pastikan Mudik-Balik Lebaran 2024 Berjalan Aman dan Nyaman

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2