JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Karo Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen HM Taufik mengungkapkan sebanyak 17 orang polisi terluka, saat pembubaran massa pengunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa kemarin. "17 anggota di lapangan luka-luka akibat lemparan batu dan lain-lain," ungkapnya saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/3).
Taufik menambahkan, dari 17 polisi yang terluka, sebagian besar sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan pengobatan. "Satu orang kini masih harus diopname di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,"tambahnya.
Menurut Taufik bentrokkan terjadi karena massa yang mengatas namakan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) tidak mau meninggalkan barang-barang yang dianggap bahaya. " Kita berharap barang-barang berbahaya yang dibawa supaya ditinggalkan. Tapi mereka reaktif dan melempari petugas dengan batu sehingga dibubarkan paksa," tuturnya.
Sementara itu, salah satu massa dari UNJ, Fendi menyatakan bahwa pihak kepolisianlah yang dahulu meblokade mahasiswa menuju istana kepresidenan. “ Ini bukti polisi tidak lagi pro kepada rakyat tetapi penguasa,” tuturnya saat ditemui BeritaHUKUM.com usai unjuk rasa kemarin.
Hal senada juga dinyatakan, Humas Konami Denny Ardiansyah dimana saat mereka hendak menuju ke istana aparat kepolisian sudah meblokade di tinkungan Gambir. “Memangnya kita perampok, kenapa kita tidak boleh mengelar aksi di Istana, padahalkan ada massa yang juga mengelar aksi di istana” ujarnya.
Saat ditanya wartawan kenapa harus di Istana kepresidenan. Denny menjawab bahwa pemimpin yang sekarang tidak pantas menempati Istana rakyat. “Pemimpin yang sekarang sudah tidak pantas lagi berada di istana karena tidak menujukan sikap kerakyatan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, lebih dari dua jam di sekitar Stasiun Kereta Api, Gambir, Jakarta. Terjadi bentrokan antara Mahsiswa dengan aparat kepolisian.
Bentrokan yang terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Berujung dengan penangkapan 35 mahasiswa dan 12 orang terluka ringan dan 2 orang teluka parah. Bahkan mahasiswa yang tertangkap, banyak yang bengkap digebuk kepolisian saat ditangkap.
Pasalnya saat bentrok terjadi, untuk memukul mundur mahasiswa yang melempari petugas dengan batu, polisi terpaksa melontarkan gas air mata. Tak hanya itu, water cannon pun berkali-kali disemprotkan ke arah demonstran yang menolak kebijakan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM. (dbs/spr)
|