JAKARTA, Berita HUKUM - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengumumkan 30 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Ukraina telah tiba di Tanah Air dengan selamat pada 3 Maret 2022 pada pukul 17.10 WIB. Disebutkan 30 PMI itu adalah bagian dari 80 WNI yang dievakuasi oleh pemerintah dari Ukraina.
"Diantara 80 orang warga negara Indonesia ada 30 pekerja migran Indonesia yang dievakuasi dari Ukraina kembali ke Tanah Air," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam konferensi pers di kantor pusat BP2MI, Jakarta, Jum'at (4/3).
Benny menjelaskan, PMI yang berhasil dievakuasi dari Ukraina tersebut terdiri dari 29 perempuan dan 1 laki-laki. Adapun pekerjaan para PMI yang dievakuasi kebanyakan bekerja sebagai spa terapis dan berasal dari Bali.
Terhadap ketibaan 30 PMI dari Ukraina itu, lanjut Benny, BP2MI bertanggung jawab dan akan membantu memfasilitasi pemulangan untuk kembali ke daerahnya masing-masing setelah selesai menjalani proses karantina di Wisma Pasar Rumput, Jakarta.
"Nanti mereka kembali ke kampung halaman itu dalam tanggung jawab BP2MI," cetus Benny.
Untuk diketahui BP2MI memverifikasi 8 orang dari 30 PMI yang dievakuasi telah terdaftar di sistem SISKOP2MI. Sisanya, jelas Benny, tidak tercatat dalam sistem BP2MI.
Namun, sambung Benny, bukan berarti 22 orang tersebut adalah pekerja non-prosedural. Menurut Benny, mereka bisa dikategorikan sebagai pekerja resmi yang berangkat melalui skema mandiri.
"8 PMI yang telah terdaftar di sistem BP2MI telah memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan. Sementara untuk 22 orang PMI yang lain, BP2MI akan memverifikasi keberadaan jaminan sosial tersebut," terang Benny.
Dikabarkan sebelumnya, 30 PMI dari Ukraina yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 3 Maret 2022 telah dinyatakan tidak terinfeksi Covid-19 setelah menjalani tes kesehatan di Indonesia. Para PMI dijemput oleh pejabat BP2MI diantaranya, Deputi Kawasan Eropa Timur Tengah, Irjen Pol Akhmad Kartiko dan Deputi Kawasan Amerika Pasifik, Lasro Simbolon dan Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Hadi Wahyuningrum.(bh/amp) |