Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Penipuan
Korban Investasi Alkes Rugi 1,8 Milyar Lapor ke Polda Metro Jaya
2022-01-15 20:05:57
 

Kuasa Hukum pelapor (Fara) Leo Sani Putra Siregar didampingi rekannya, saat menunjukkan bukti LP dugaan penipuan dan penggelapan serta TPPU di Polda Metro Jaya.(Foto: BH /amp)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Farditha Sari (Fara), korban investasi pengadaan alat kesehatan (alkes) melaporkan dua orang inisial G dan KL ke Polda Metro Jaya atas dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan serta TPPU (tindak pidana pencucian uang).

"Kita habis buat laporan terkait dugaan penipuan dan penggelapan, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) juga terkait dengan modus (investasi) alkes (alat kesehatan). Jadi yang kita laporin ada 2 orang, inisial KL dan G," kata Leo Sani Putra Siregar, Kuasa Hukum pelapor kepada wartawan seusai membuat laporan, di Mapolda Metro Jaya, Jum'at (14/1).

Bukti pelaporan atas dugaan tindak pidana tersebut terdaftar di SPKT Polda Metro Jaya tanggal 14 Januari 2022 dengan nomor: LP/B/256/1/2022/SPKT/Polda Metro Jaya.

Leo mengatakan, kliennya mengalami kerugian sebesar Rp 1,8 miliar lebih akibat investasi pengadaan alkes yang diduga fiktif alias bodong itu.

"Kerugian Rp 1,8 miliar lebih," cetus Leo.

Dijelaskan Leo, bahwa pelapor kenal dengan terlapor di media sosial (Instagram). Adapun modus terlapor (KL dan G) menjanjikan keuntungan hingga 25% apabila berinvestasi melalui suntikan modal (sunmod) pengadaan alkes. Namun berjalan bisnis tersebut, keuntungan dan modal pelapor tak kunjung didapat dan dikembalikan.

"KL dan G adalah 'Up Line' dari klien kami (Fara), jadi setor uangnya ke mereka (KL dan G). Namun mulai bulan November setelah masukin uang, ternyata untuk pengembalian modalnya kita nggak dapat. Artinya keuntungan yang dijanjikan dan modalnya nggak dapat. Jadi kerugian kita Rp 1,8 miliar lebih," beber Leo.

Lanjut Leo menambahkan, sebelum melaporkan perkara tersebut, pihaknya bersama pelapor telah berupaya melakukan mediasi terlebih dulu. Alhasil, tidak mendapatkan respon dan jawaban dari terlapor (KL dan G).

"Kita sudah 2 kali somasi terlapor. Kita sudah berusaha mendatangi, tapi terlapor sendiri tidak ada di rumah, kita juga sudah mengirimkan surat somasi tetapi mereka juga tidak ada di rumah," ungkap Leo.

Dia berharap, dari laporan tersebut pihak Kepolisian dapat mengusut tuntas dugaan kasus yang dialami kliennya.

"Kami berharap modal yang sudah dikeluarkan (kliennya, red) dan apa yang menjadi haknya dapat dikembalikan," tukasnya.

"Kita juga berharap kepolisian bisa melakukan untuk penegakan hukumnya," tambahnya.(bh/amp)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Mulyanto: Isu Perpanjangan Izin PTFI Perlu Dibahas oleh Capres-Cawapres di Masa Kampanye

Polda Metro Tetapkan Komjen Firli Bahuri sebagai Tersangka Kasus Peras SYL

KPU Sahkan Nomor Urut Capres-Cawapres 2024: Anies-Muhaimin 1, Prabowo-Gibran 2, Ganjar-Mahfud 3

Putusan MKMK Bisa Jadi Amunisi Politik Bagi DPR RI Memakzulkan Presiden Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Terkait Tuduhan SPBU Semper Layani Pertalite Pakai Jerigen, Ketum FWJ Indonesia: Jangan Asal Tuduh

Tak Hanya Diduga Lalai SOP, Oknum Bank Pemerintah Juga Disebut Terbukti Palsukan Resi Jasa Pengiriman

Benny Rhamdani Akan Laporkan Stafsus Menkeu, Yustinus Prastowo ke Polisi

Ahmad Akbar Ketum Grha Putih Sampaikan Dukungan Disabilitas untuk Ganjar Mahfud

Israel Kembali Perangi Hamas di Gaza, Jeda Pertempuran Berakhir

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2