Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Media
Peretasan Situs Tempo, Pemred: 'Kami Tidak Takut, Kami Tidak Gentar'
2020-08-23 18:55:26
 

 
JAKARTA, Berita HUKUM - Pemimpin Redaksi Tempo.co Setri Yasra menjelaskan kronologis peretasan situs Tempo pada Jumat, 21 Agustus 2020 lalu, .Usai peretasan itu, pihak Tempo.co langsung menggelar evaluasi dan audit pada sistem IT. Saat disinggung bagaimana sikap Tempo.co setelah peretasan ini, Setri menegaskan, pihaknya tidak takut. Ia menegaskan, pemberitaan di Tempo.co akan tetap berjalan seperti biasa.

"Kami tidak takut, kami tidak gentar. Kami tetap memberitakan apa yang ada di lapangan tanpa hambatan dan pretensi apa-apa," tambahnya, menegaskan. Sebelumnya diberitakan, laman berita nasional Tempo.co diretas oleh pihak tak dikenal pada Jumat (21/8) dini hari.

Dia mengatakan situs Tempo diretas tak cuma sekali, melainkan dua kali. "Peretasan itu terjadi mendadak dan berkali-kali," kata Setri dalam diskusi dari SmartFM, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Setri menceritakan situs tempo.co pertama kali tidak bisa diakses pada pukul 00.00 WIB dengan layar putih bertuliskan 403 forbidden. Setengah jam kemudian, situs berubah menjadi warna hitam dan ada iringan lagu Gugur Bunga selama 15 menit.

Di dalamnya, ada tulisan: Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Indonesia, Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok. Ketika diklik, maka akan beralih langsung ke akun twitter @xdigeeembok. Akun ini bergabung di twitter sejak Juli 2009 dan memiliki 465 ribu pengikut.

Menurut pantauan Tempo, pada pukul 00.51 WIB, akun @xdigeeembok menuliskan cuitan #KodeEtikJurnalistikHargaMati. Lalu diikuti dengan cuitan kedua bertuliskan, "Malam Jumat ada yg lembur. Mampus... db bye... bye... bye..." Lewat kolom komentar, sejumlah netizen pun mengunggah cuplikan layar dari situs tempo.co yang sudah diretas. Akun @xdigeeembok pun mengomentari salah satunya dengan balasan Peringatan Mesra.

Setri mengatakan pada pukul 01.24 WIB, tim dari tempo.co sudah bisa mengambil alih situs. Layar hitam hilang berganti menjadi layar putih bertuliskan "We'll be back soon!". Beberapa menit kemudian, situs tempo.co sudah kembali normal.

Akan tetapi pada pukul 02.26 WIB, Setri mengatakan situs tempo.co kembali diserang dengan tampilan yang serupa dengan aksi pertama. Berselang 5 menit, tim dari tempo.co sudah bisa mengambil alih kembali situs. "Ada upaya perlawanan dari kami," kata dia.

Setri menduga aksi peretasan ini disebabkan oleh berita Tempo mengenai influencer yang dibayar untuk mengkampanyekan Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Setri menganggap peretasan ini sebagai upaya membungkan kebebasan pers. Namun, teror tersebut tak mempengaruhi kerja jurnalistik Tempo. "Kami tetap bekerja normal," kata dia.

Sementara, peretasan laman situs berita Tempo.co dinilai sebagai upaya untuk membungkam kritik yang disampaikan melalui pemberitaan. Pemimpin Redaksi (Pemred) Tempo.co Setri Yasa mengatakan, pihak peretas seolah ingin menyampaikan bahwa segala upaya bisa dilakukan untuk menghambat kerja-kerja jurnalistik.

"Kami lihat ada upaya-upaya membungkam. Seolah-olah (menyampaikan) 'Jangan macam-macam sebab kami bisa lakujan apa saja'," kata Setri dalam diskusi bertajuk Peretasan di Dunia Maya, yang digelar secara daring , Sabtu (22/8).

Setri menuturkan, teror yang dilakukan peretas seakan menguji seberapa besar keberanian Tempo.co. Bahkan, Setri menyebut, peretas ingin redaksi Tempo.co merasa takut. Selain itu, Setri berpandangan bahwa peretasan itu dapat dikaitkan dengan serangkaian peristiwa lainnya.

"Rangkaian peristiwa yang saya maksud, yakni sebelumnya rekan di Koran Tempo dan Tempo.co berkali-kali menulis soal penggunaan influencer untuk kampanye Omnibus Law," tutur dia.

"Setelahnya, pemberitaan kami menjadi diskusi yang cukup keras di media sosial," ucap Setri.

Peretasan itu terjadi Jumat dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Awalnya, tampilan situs berubah menjadi warna hitam. Lalu, ada iringan lagu "Gugur Bunga" selama 15 menit. Kemudian, muncul tulisan, Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok.(dgs/tempo/kompas/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Media
 
  LKPP Terima Pengaduan WAKOMINDO Terkait Diskriminasi Kerjasama Media di Pemerintahan Daerah
  Biro PP Lakukan 'Media Visit' Massifikasi Informasi Kinerja DPR dan Persiapan IPU
  Perselisihan Kapolrestro Depok-Wartawan Dimusyawarahkan, Kompolnas: Media Membantu Polri
  Ketua Forwaka Laporkan Alfian Biga ke Polda Gorontalo
  Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Ungkap Peran Penting Media di Masa Pandemi Covid-19
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2