JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memberikan motivasi kepada Peserta Kirab Pemuda 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dihadapan ratusan peserta, Fahri mengharapkan agar peserta mampu berimajinasi tentang bagaimana prospek Indonesia ke depan.
Diketahui, imajinasi tentang masa depan sebuah bangsa berlangsung secara terus menerus, hal itu dimulai sejak deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 saat pemuda berimajinasi tentang sebuah kata bernama 'Indonesia' yang pada saat itu belum dikenal. Menurutnya, masa lalu Indonesia kompleks, karena kultur bangsa yang beragam ini dipersatukan oleh pemuda yang mendeklarasikan Sumpah Pemuda.
"Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dideklarasikan. Padahal saat itu kata Indonesia tidak dikenal, yang dikenal adalah Hindia Belanda, Semenanjung Melayu dan Nusantara," ungkap Fahri saat menerima peserta Kirab Pemuda 2018 di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/11).
Peserta kirab pemuda ini pun, lanjut Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan (Korkesra) itu, mampu meneruskan ikhtiar sebagaimana pemuda zaman dahulu yang mampu membaca Indonesia untuk masa mendatang. Karenanya, pemuda itu digambarkan sebagai aset yang harus dikelola secara baik.
"Apa yang saudara jalani sekarang ini adalah ikhtiar dalam menyusun imanijasi tentang Indonesia, Bangsa dan Negara. Ini pekerjaan tidak mudah, karena Indonesia ini kompleks dari segi luas wilayah, jumlah penduduk dan keragaman suku. Berbeda dengan negara lain disekitar Indonesia seperti Singapura, Malaysia ataupun Australia," ungkap Fahri.
Melalui program Kirab Pemuda ini, peserta berkesempatan untuk mengelilingi Indonesia sebanyak 17 provinsi untuk membaca dan memahami karakter masing-masing daerah. Sehingga ini adalah bekal yang baik dalam upaya membangun jiwa kepemimpinan dan memahami tentang Indonesia yang luas.
"Saya berharap bergabungnya pemuda dari 34 provinsi ini, anda mampu berdialog dan kenal banyak orang dan memahami Indonesia yang semakin kompleks. Ini penting agar memahami Indonesia secara langsung, tidak melalui medsos. Karena medsos hanya akan menyeret pada sensasi, bukan substansi," ujar legislator dapil NTB itu.
"Kirab yang dilakukan para pemuda selama 73 hari, hanya ikhtiar untuk mengimajinasi kompleksitas ini. "Hati-hati ya. Sebab ini yang menurut saya diantara kemungkinan jebakan-jebakan kita di masa depan menjadi tidak solid, gara-gara imajinasi tentang Indonesia ini, kita mau sederhanakan. Itu tidak bisa," katanya.
Oleh karena itu, Fahri mengaku sering berulang-ulang sebagai politisi mengingat sambil marah juga, agar jangan ada yang menanggap bahwa Indonesia ini disusun karena kepentingan ekonomi. Wilayah di Pulau Jawa diikuti, bukan karena lebih maju atau lebih kaya, bahkan menurutnya lebih miskin dalam banyak hal.
"Makanya daerah-daerah di Sumatera menyumbang, Aceh menyumbang Seulawah-nya, Indrapura menyumbang uang jutaan golden. Jadi bukan karena kaya Jawa ini, tapi karena ada imajinasi yang disusun yang menyebabkan kita semua merasa terlibat dari bagian dari narasi itu," tutur Fahri.
Fahri mengatakan anak-anak muda yang masuk dalam Kirab Pemuda Indonesia 2018 ini, untuk merangkai puzzle-puzzle itu dan amanah bagi anak muda untuk meneruskan imajinasi tersebut. Makanya, jangan berhenti menulis dan membaca tentang Indonesia dan jangan berhenti menggambarkan sekompleks apa negara agar lebih banyak orang yang mengerti tentang Indonesia.
"Indonesia ini kalau nanti disalahpahami oleh orang luar, jangankan orang luar, kita ini bisa salah paham, karena Indonesia ini begitu kompleksnya. Anda adalah agen-agen itu. Dan saya sangat berharap dari anda," jelasnya.(hs/sf/DPR/bh/sya) |