Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Pertamina
Statement Dirut Pertamina, Merupakan Pembohongan Publik
Sunday 17 Jun 2012 13:59:40
 

Mobil Tengki BBM Pertamina (Foto: BeritaHUKUM.com/coy)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Statement Karen Agustiawan Dirut Pertamina yang menganggap Rakyat Indonesia itu bodoh, perlu mendapat perhatian secara serius. Demikian diungkapkan salah seorang aktivis dan dimuat laman sosial media mediacare. Sebagaimana dimuat berbagai media, sebelumnya Dirut Pertamina, Karen Agustiawan pernah memberikan pernyataanya bahwa ‘Jika Perang, stok BBM RI hanya cukup untuk satu hari.’

Lebih lanjut menurut sumber sebagiamana dimuat dalam laman tersebut, untuk hitung kebutuhan BBM dalam mobilisasi peralatan tempur dan personil, tentu kita harus bedakan juga jenis perang yang kita hadapi. Perang itu ada 2 jenis : Pertahanan dan Invasi. Jika utk pertahanan ketika RI diserang militer asing, maka kebutuhan BBM jauh lebih kecil. Dibandingkan jika kita Perang dalam bentuk invasi atau menyerang negara lain yang jauh dari wilayah RI. Beda kebutuhan logistik dan BBMnya.

Statemen Karen itu jelas bohong besar. Tidak jelas asumsi dan metode perhitungannya. Hanya menakut-nakuti rakyat yang dianggapnya bodoh. Dengan asumsi "cateris paribus" saja atau semua sektor ekonomi bergerak normal dan perang terjadi, dengan perang pertahanan, tidak akan begitu

“Logikanya, stok BBM RI cukup untuk 22 hari. Konsumsi BBM per hari RI rata2 154.000 Kilo liter. Lalu apakah stok 3.75 juta KL habis 1 hari?. Untuk apa 3.75 juta kilo liter bisa habis digunakan dalam sehari? Apakah RI punya ribuan kapal perang, ribuan pesawat tempur, jutaan tank?. Logika berfikir Karen adalah sesat dan menyesatkan. menipu publik. Beda halnya jika stok BBM RI sesungguhnya kurang dari 22 hari,”jelas sumber tersebut.

Pernyataan Karen: Jika Perang Stok BBM RI hanya cukup satu hari sangat menyinggung perasaan para Jenderal, Perwira dan aggota TNI !!!!. Keluarga besar TNI dan Purnawiraan harus menuntut pertanggungjawaban dari Karen Agustiawan atas ucapannya yang ngawur dan merendahkan itu. Karen Dirut Pertamina telah melecehkan kemampuan militer dan pertahanan RI !!! Ucapan Karen pasti diliput media asing. Mempermalukan RI. Militer RI adalah kekuatan No. 16 terbesar di dunia. Tidak pantas Karen melecehkan dengan ucapannya yang keliru dan penuh kebohongan !!. Militer RI dengan segala keterbatasannya disegani di Asia, malah sering dianggap ancaman serius di asia tenggara dan Australia. Pernyataan Karen tersebut sangat berbahaya dan dapat melemahkan semangat para prajurit TNI.

Ucapan Karen Agustiawan itu hanya pantas diucapkan oleh para pengkhianat negara yang disusupi ke tubuh RI untuk propaganda hancurkan TNI.

Sebagaimana disampaikan sumber dalam jejaring sosial media tersebut, Presiden SBY saya agar segera memecat Karen Agustiawan dari jabatan Direktur Utama Pertamina. Ucapan Karen Dirut Pertamina itu, jika pun benar (meski itu salah 100%), tidak boleh diucapkan oleh seorang Dirut Pertamina !. Ucapan Karen tersebut hanya bisa benar jika pernyataannya mengenai jumlah stok BBM RI cukup untuk 22 hari itu adalah kebohongan. Ucapan Karen itu hanya bisa benar, jika sesungguhnya stock BBM RI hanya cukup untuk 3-4 hari saja, bukan 22-28 hari seperti yang disampaikannya

Selanjutnya statement Karen yang kedua : Tidak ada mafia di Petral. Itu juga kebohongan publik yang sangat memalukan. Tentang Mafia di Petral, sudah banyak dimuat oleh berbagai media maupun di jejaring sosial tentang dominasi mafia di Petral selama puluhan tahun.

Perintah Presiden agar Pertamina beli minyak langsung ke produsen bukan melalui Petral, dan statemen MenBUMN, sudah jelas dan tegas teriak : bubarkan Petral.

Bahkan Karen juga pernah mengakui bahwa triwulan III nanti RI akan impor minyak secara langsung tidak melalui Petral. Anehya statement baru Karen justru bertolak belakang dengan Perintah Presiden dan Men BUMN. (bhc/trm/mdc/rat)



 
   Berita Terkait > Pertamina
 
  Terkait Tuduhan SPBU Semper Layani Pertalite Pakai Jerigen, Ketum FWJ Indonesia: Jangan Asal Tuduh
  Pemerintah Jangan Simpang Siur Sikapi Penanganan Pasca Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang
  Start Up Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30
  Legislator Sesalkan Kilang Minyak Pertamina Kembali Terbakar
  Pertamina Disebut Ajukan Utang Rp44 Triliun Lewat 6 Bank Asing
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2