Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Virus Corona
Virus Corona: Turis China Korban Pertama di Eropa, Menlu China Nyatakan 'Epidemi Ini Bisa Dikontrol'
2020-02-17 07:48:47
 

Terdapat 11 kasus virus corona baru yang terkonfirmasi di Prancis.(Foto: GETTY IMAGES)
 
CINA, Berita HUKUM - Seorang turis asal China meninggal dunia di Prancis setelah tertular virus corona baru - kematian pertama akibat penyakit ini di luar Asia.

Korban adalah pria berusia 80 tahun dan berasal dari provinsi Hubei, menurut Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn.

Ia tiba di Prancis pada 16 Januari dan ditempatkan dalam karantina di rumah sakit di Paris pada 25 Januari, kata Menteri Agnes Buzyn.

Sebelumnya, hanya ada tiga kematian akibat virus corona yang dilaporkan di luar China daratan - di Hong Kong, Filipina, dan Jepang.

Laporan terakhir dari otoritas kesehatan China pada hari Minggu menunjukkan ada 139 orang meninggal dunia karena virus corona di Hubei, wilayah paling terdampak. Sementara jumlah total korban meninggal dunia di China mencapai lebih dari 1.600 orang.

Tapi Hubei juga melaporkan 1.843 kasus baru dalam laporan yang dikeluarkan pada hari Minggu, menurun dari yang dilaporkan pada hari Sabtu. Jumlah total kasus di China sejak wabah ini dimulai telah mencapai lebih dari 68.000 orang.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pada hari Sabtu bahwa wabah di Hubei kini ditangani dengan lebih efektif - "menandakan bahwa secara keseluruhan, epidemi ini bisa dikontrol."

Berbicara pada sebuah konferensi keamanan di Jerman, Wang mengatakan jumlah orang yang sembuh mencapai lebih dari 8.000 orang berdasar data hari Jumat.

Pada pertemuan yang sama, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan semua negara harus siap untuk kedatangan virus corona baru.

Apa yang terjadi di Prancis?

Pada akhir Januari, Prancis menjadi negara Eropa pertama yang mengkonfirmasi kasus virus corona baru. Ada 11 kasus terkonfirmasi di negara tersebut. Enam orang masih dirawat di rumah sakit karena penyakit yang secara resmi disebut Covid-19 ini.

Pria yang meninggal dunia telah dirawat dalam kondisi kritis di rumah sakit Bichat di Paris utara, kata menteri kesehatan. Ia tutup usia karena infeksi paru-paru akibat virus corona.

Pria itu punya anak perempuan berusia 50 tahun yang termasuk di antara enam orang yang dirawat di rumah sakit karena virus tersebut, tapi ia sudah pulih, kata Buzyn.

Lima pasien lainnya adalah warga negara Inggris yang tertular virus di sebuah vila di resor ski Contamines-Montjoie.

Bagaimana dengan negara-negara lain yang terdampak?

Di luar China daratan, terdapat lebih dari 500 kasus di 26 negara.

Sebelumnya, AS mengatakan akan mengirim pesawat ke Jepang untuk mengevakuasi warga Amerika yang terjebak di kapal pesiar Diamond Princess, yang sedang dikarantina di pelabuhan Jepang.

Sekitar 400 warga AS dilaporkan berada di kapal itu, menurut penyiar NHK Jepang. Mereka yang menunjukkan gejala diperkirakan akan dirawat di Jepang.

Dari 3.700 orang di atas kapal, 285 sekarang dinyatakan positif virus corona baru. Australia juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan warganya dari kapal.

Dalam perkembangan lain, seorang perempuan Amerika berusia 83 tahun di atas kapal pesiar yang berlabuh di Kamboja, dinyatakan positif terkena virus setelah tiba di Malaysia dengan pesawat.

Para ilmuwan tengah berusaha menemukan pengobatan yang efektif untuk Covid-19.Hak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionPara ilmuwan tengah berusaha menemukan pengobatan yang efektif untuk Covid-19.

Kapal bernama MS Westerdam itu sempat ditolak oleh lima tujuan, termasuk Pulau Guam yang termasuk teritori AS, sebelum Kamboja mengizinkan kapal itu berlabuh.

Si perempuan dan suaminya termasuk di antara 145 penumpang kapal yang terbang ke Malaysia setelah berlabuh. Keduanya menunjukkan gejala, tetapi sang suami dinyatakan negatif, kata otoritas kesehatan Malaysia.

Tidak ada kasus yang ditemukan di atas kapal selama pemeriksaan kesehatan reguler terhadap 1.455 penumpang dan 802 awak.

Kementerian kesehatan Mesir pada hari Jumat mengkonfirmasi kasus pertama virus corona di Afrika. Kementerian menyebut orang yang tertular sebagai orang asing, tapi tidak mengungkapkan kewarganegaraannya.

Di Inggris, delapan dari sembilan orang yang dirawat karena virus corona telah dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Lima kasus baru telah dikonfirmasi di Singapura, sehingga jumlah totalnya di sana menjadi 72. Delapan belas orang sudah sepenuhnya pulih dan sudah pulang dari rumah sakit.

Bagaimana keadaan di China?

Meskipun virus masih menyebar, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pada hari Sabtu bahwa wabah di China sekarang "secara umum terkendali".

Sang menteri mengatakan bahwa di luar provinsi Hubei, jumlah infeksi baru menurun selama 11 hari berturut-turut. Ia mengatakan ada juga peningkatan pesat dalam jumlah orang yang telah pulih.

Namun, angka-angka baru yang dirilis pada hari Jumat mengungkapkan jumlah staf medis di negara itu.

Enam petugas kesehatan telah meninggal dunia dan 1.716 telah terinfeksi sejak wabah, kata para pejabat.

Otoritas setempat terus berusaha menyediakan peralatan pelindung seperti masker pernapasan, kacamata dan pakaian pelindung ke rumah sakit-rumah sakit di Hubei.

Sementara itu, Beijing memerintahkan semua orang yang kembali ke kota tersebut untuk mengkarantina diri selama 14 hari dengan ancaman hukuman bagi yang lalai melakukannya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai penyelidikan di China pada akhir pekan ini mengenai wabah tersebut.

Apa kata ketua WHO?

Berbicara dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan solidaritas internasional dan memperingatkan bahwa semua negara harus siap untuk kedatangan virus corona baru.

Sumber daya yang dihabiskan untuk persiapan menghadapi wabah virus, katanya, "relatif sedikit" dibandingkan persiapan untuk kemungkinan serangan teroris.

"Ini terus terang sulit dipahami dan berbahaya," katanya kepada para hadirin.

Gebreyesus mengatakan wabah itu masih merupakan keadaan darurat bagi China dan ia khawatir dengan kasus yang terus meningkat.

Namun dia membantah kritik terhadap upaya China untuk memerangi wabah tersebut. Ia mengatakan bahwa ini bukan waktunya untuk saling menuduh atau politisasi.

Dan ia meminta pemerintah serta perusahaan media sosial seperti Facebook dan Google untuk membantu melawan berita palsu tentang epidemi. "Kita sedang melawan 'infodemi'," ujarnya.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Virus Corona
 
  Pemerintah Perlu Prioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Rakyat terkait Kedatangan Turis China
  Pemerintah Cabut Kebijakan PPKM di Penghujung Tahun 2022
  Indonesia Tidak Terapkan Syarat Khusus terhadap Pelancong dari China
  Temuan BPK Soal Kejanggalan Proses Vaksinasi Jangan Dianggap Angin Lalu
  Pemerintah Umumkan Kebijakan Bebas Masker di Ruang atau Area Publik Ini
 
ads1

  Berita Utama
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu

Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi

100 Tokoh Deklarasi Tolak Pemilu Curang TSM, Desak Audit Forensik IT KPU

 

ads2

  Berita Terkini
 
Polda Metro Respon Keluhan Pedagang Ikan Modern Muara Baru Jakarta Utara dengan Pengelola Pasar

Nikson Nababan Menyatakan Siap Maju Pilgub Sumut, Jika Mendapat Restu Ibu Megawati

BP2MI Siap Sambut 9.150 Pekerja Migran Indonesia yang Cuti Lebaran 2024 dan Habis Masa Kontraknya Kembali ke Tanah Air

Datang Lapor ke Komnas HAM, MPA Poboya Adukan Polres Palu ke Komnas HAM, Dugaan Kriminalisasi

Gelar Rakor Lintas K/L, Polri Pastikan Mudik-Balik Lebaran 2024 Berjalan Aman dan Nyaman

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2