JAKARTA, Berita HUKUM - Saat ini Indonesia, masih senang memoles gincu-gincu tentang kenaikan pembangunan perekonomian Indonesia yang sifatnya hanya jangka pendek. Sudah sangat senang dengan klaim pertumbuhan ekonomi naik sampai 6 persen lebih pertahun tapi dari sisi pemerataann eknomi masih sangat kurang. Seharsnya pemerataan harus juga diperhatikan sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin riil.
Menurut anggota MPR RI Fraksi PKS Zulkieflimansyah dari sisi ekonomi, pembangunan itu tidak boleh di reduksi maknanya dengan pendekatan komoditi makro. Pertumbuhan ekonomi bolehlah memukau, tapi menghilangkan pemerataan dan menghadirkan disparitas ekonomi yang menganga tajam.
“Oleh karena itu, upgrading capacity dari masyarakat itu jadi tantangan serius, Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah bagaimana menghadirkan masyarakat yang terupgrade kapasitinya. Contohnya, ada tambang emas di suatu daerah misalnya, tapi masyarakat di sekitar tambang tetap saja bekerja diluar negeri jadi TKI atau TKW. Ini contoh konkrit.
Jadi menurut saya, peningkatan kualitas dari petumbnuhan itu sangat perlu. Nah, ini yang kadang-kadang agak sepi dibahas dalam diskusi-diskusi,” ujarnya, dalam taping acara diskusi program acara ‘4 Pilar Gatsu 06 TVRI’, di lobi Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (26/11).
Hal lainnya adalah, yang penting diperhatikan. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas itu, sangat berkorelasi positif dengan banyaknya teknologi dari kita sendiri. Sayangnya, saat ini diskusi-diskusi tentang teknologi sangat sedikit, fakultas-fakultas teknik sepi peminat, pemerintah kurang menghadirkan pendidikan teknologi yang berkualitas baik. Bahkan treatment pemerintah dalam pengadaan pembelajaran teknologi kurang dan banyak mubazirnya.
Kedua, pertumbuhan ekonomi kita bagus, variable-variabel makro kita demikian mengesankan, tapi tidak cukup kalau daya saing indsutri kita lemah.(mpr/bhc/rby) |