Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Legislatif    
Pertumbuhan Ekonomi
Zulkieflimansyah: Seharusnya Pertumbuhan Ekonomi Berbanding Lurus Dengan Pemerataan
Tuesday 27 Nov 2012 23:08:02
 

Anggota MPR RI, Zulkieflimansyah (Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Saat ini Indonesia, masih senang memoles gincu-gincu tentang kenaikan pembangunan perekonomian Indonesia yang sifatnya hanya jangka pendek. Sudah sangat senang dengan klaim pertumbuhan ekonomi naik sampai 6 persen lebih pertahun tapi dari sisi pemerataann eknomi masih sangat kurang. Seharsnya pemerataan harus juga diperhatikan sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin riil.

Menurut anggota MPR RI Fraksi PKS Zulkieflimansyah dari sisi ekonomi, pembangunan itu tidak boleh di reduksi maknanya dengan pendekatan komoditi makro. Pertumbuhan ekonomi bolehlah memukau, tapi menghilangkan pemerataan dan menghadirkan disparitas ekonomi yang menganga tajam.

“Oleh karena itu, upgrading capacity dari masyarakat itu jadi tantangan serius, Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah bagaimana menghadirkan masyarakat yang terupgrade kapasitinya. Contohnya, ada tambang emas di suatu daerah misalnya, tapi masyarakat di sekitar tambang tetap saja bekerja diluar negeri jadi TKI atau TKW. Ini contoh konkrit.

Jadi menurut saya, peningkatan kualitas dari petumbnuhan itu sangat perlu. Nah, ini yang kadang-kadang agak sepi dibahas dalam diskusi-diskusi,” ujarnya, dalam taping acara diskusi program acara ‘4 Pilar Gatsu 06 TVRI’, di lobi Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (26/11).

Hal lainnya adalah, yang penting diperhatikan. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas itu, sangat berkorelasi positif dengan banyaknya teknologi dari kita sendiri. Sayangnya, saat ini diskusi-diskusi tentang teknologi sangat sedikit, fakultas-fakultas teknik sepi peminat, pemerintah kurang menghadirkan pendidikan teknologi yang berkualitas baik. Bahkan treatment pemerintah dalam pengadaan pembelajaran teknologi kurang dan banyak mubazirnya.

Kedua, pertumbuhan ekonomi kita bagus, variable-variabel makro kita demikian mengesankan, tapi tidak cukup kalau daya saing indsutri kita lemah.(mpr/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Pertumbuhan Ekonomi
 
  Wakil Ketua MPR: Ekonomi Tumbuh Namun Kemiskinan Naik, Pertumbuhan Kita Masih Eksklusif
  Waspadai Pertumbuhan Semu Dampak 'Commodity Boom'
  Pimpinan BAKN Berikan Catatan Publikasi BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022
  Harga Tidak Juga Stabil, Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menjalankan Amanat Pasal 33 UUD 1945
  Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2