SURABAYA, Berita HUKUM - Ratusan relawan yang tergabung dalam elemen "Jaringan Nusantara" berdoa bersama untuk kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin kembali Partai Demokrat periode 2015-2020.
Doa dan dukungan tersebut dilakukan bersamaan dengan deklarasi mendukung SBY pada Kongres IV Partai Demokrat yang digelar di Hotel Shangri-La Surabaya, 11-13 Mei 2015.
"Tidak ada kader yang cocok dan layak menggantikan SBY sebagai ketua umum. Kami berdoa bersama mengharapkan beliau kembali memimpin," ujar Ketua Jaringan Nusantara, Farhan Effendy saat ditemui usai deklarasi di Hotel Satelit, Jalan Mayjen Sungkono Surabaya, Minggu.
Pada deklarasi tersebut turut dihadiri sejumlah elit Partai Demokrat seperti Ruhut Sitompul, Andi Arif dan Rahlan Nasidq.
Dalam kesempatan tersebut, Jaringan Nusantara meminta kepada SBY untuk membersihkan partai dari oknum-oknum yang niatnya memecah belah internal serta mendepak kader yang terlibat korupsi.
"Ini semata-mata demi kepentingan dan menyelamatkan Demokrat masa depan. Kami yakin di bawah kepemimpinan SBY, pada Pemilu 2019 bisa kembali menjadi penguasa di Republik ini," katanya.
Menurut dia, gerakan-gerakan para politisi busuk dan penyuka permainan kotor di tubuh partai akan menjadi pintu masuk dari pihak-pihak luar yang memiliki ambisi untuk memecah, merusak dan mengerdilkan Partai Demokrat.
Terkait gerakan salah seorang kader Demokrat, I Gede Pasek Suardika dan Marzuki Alie yang ingin maju sebagai calon ketua umum, pihaknya menilai Kongres IV hampir 100 persen dimenangkan SBY secara aklamasi.
Hal ini, kata dia, dibuktikan dari pernyataan sikap dan dukungan lisan mayoritas DPC maupun DPD Partai Demokrat se-Indonesia.
Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengakui dukungan yang diberikan kepada SBY agar kembali menjadi orang nomor satu di tubuh partai sudah mencapai 95 persen.
"Bahkan kalau sampai sekarang, saya berani pastikan 99 persen suara peserta kongres sudah bulat ke SBY. Sangat besar akan menang aklamasi, dan itu sangat demokratis karena tercapai musyawarah mufakat," katanya.(fa/rb/Antara/bh/sya) |