JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Propinsi Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kembali harus berbenah usai Gempabumi berkekuatan 8,5 SR menggoyang ‘negeri serambi mekkah’ itu pada Rabu (11/4/2012) lalu yang terjadi dengan 14x Gempa Susulan dari pukul 15.38 WIB s/d pukul 17.43 WIB. Dalam penelusuran Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga Kamis (12/4) ini, mencatata sejumlah fasilitas umum rusak dan hancur, yaitu satu jembatan terputus yang menghubungkan Kecamatan Jatmalaka ke Kecamatan Samatiga di Aceh Barat.
Bangunan asrama putri yang berada di Pesantren Arrazatun Nabawiyah juga mengalami kerusakan dan tembok penjara juga roboh akibat goncangan gempa. Selain itu, ada juga satu unit rumah yang ambruk dan satu unit Kantor yang rusak di Desa Lamlepung.
Terkait penangangan pengungsi yang berjumlah sekitar 10.000 orang, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, DR. Sutopo Purwo Nugroho
kini tidak ada lagi pengungsi yang ada di wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu dan Lampung.
“Pengungsi yang tersebar di 14 titik Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 1.000 orang, sejak pagi hari ini sudah meninggalkan lokasi. Sedangkan di Kabupaten Aceh Barat para pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing," jelas Sutopo menyampaikan kepada BeritaHUKUM.com, Kamis (12/4).
5 Tewas, 1 Kritis Dan 6 Luka Ringan
Berdasarkan hasil pendataan korban dan kerusakan bencana gempabumi dan tsunami di Aceh hingga siang ini, Kamis (12/4), terdapat 5 orang meninggal dunia, 1 orang kritis dan 6 orang luka ringan.
Pendataan dilakukan BNPB melalui tiga tim, yaitu ke daerah Simeulue, Padang dan Bengkulu.
Adapun Tim ke Simeuleu terdiri 8 personil dari BNPB, PU, Kemkes, Kemsos, Basarnas yang langsung diketuai Kepala BNPB, DR. Syamsul Muarif.
Tim kedua ke Padang diketuai Deputi Penanganan Darurat BNPB, sedangkan Tim 3 ke Bengkulu diketuai Direktur Tanggap Darurat BNPB.
Tugas utama tim melakukan damage assessment dan kebutuhan guna penanganan darurat.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah masih melakukan pendataan dan penanganan bencana. Direncanakan pada Jumat, (13/4/2012) Helikopter milik Basarnas akan melakukan pemantauan di sekitar daerah Sibolga, Sumut. (bhc/boy)
|