Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    
Film
2 Film Indonesia Rajai Canada International Film Festival
Monday 13 Apr 2015 15:58:22
 

Damien Dematra, Sutradara sekaligus Producer DD Production bersama tim I'am Star (Foto : ist)
 
VANCOUVER, Berita HUKUM - Tepat pukul 8 malam di hari Minggu waktu Vancouver, Canada atau pukul 10 pagi di hari Senin waktu Jakarta, Indonesia, prestasi yang mengharumkan bangsa Indonesia terukir di Festival Film bergengsi Canada International Film Festival. Film I'M Star yang disutradarai oleh Damien Dematra dengan pemeran grup band I'M Star (Arya, Abhi, Shinta dan Ervitha) yang menyandang autisme meraih Rising Star Award di kategori Family Film Competition. Seolah tidak cukup dengan penghargaan tersebut, pihak juri menganugerahkan Rising Star Award juga untuk Film Indonesia lainnya yaitu Let's Play Ghost dalam kategori Film Asing Terbaik, demikian release yang di terima tim BeritaHUKUM pada, Senin (13/4).

Menurut William Young, direktur festival ini, kedua film Indonesia ini bersaing dengan lebih dari 500 film dari lebih dari 30 negara dan dianggap sebagai film dengan kualitas terbaik dan layak memperoleh penghargaan khusus. Acara Malam Penganugerahan itu sendiri berlangsung di Stadium Club Theater, di pusat kota Vancouver, Canada dan dihadiri ratusan sineas dari seluruh dunia.

Film I'M Star memang telah berhasil mempesona berbagai lapisan masyarakat dari Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) hingga para pemimpin negara. Menurut Natasha Dematra, pemeran utama di film tersebut, film I'M Star disamping ceritanya yang sangat menginspirasi, telah membuka mata semua pihak bahwa bahkan ABK pun apabila diberi kesempatan, dapat bermain film dengan baik dan bahkan bisa mengalami proses penyembuhan lewat bermain film. Kemenangan ini seolah menjadi hadiah buat para penyandang autisme di seluruh dunia karena bertepatan dengan Hari Autisme sedunia yang jatuh pada tanggal 2 April.

Sebaliknya, kemenangan film Let's Play Ghost, film horor yang tidak mengandalkan "resep paha dan dada" ini menurut sutradara Damien Dematra menjadi tamparan keras bagi perfilman Indonesia mengingat ironi film ini yang walaupun sudah mengharumkan nama Indonesia di 5 benua dengan memenangkan puluhan penghargaan internasional tapi di negerinya sendiri harus bersusah payah hanya agar bisa ditayangkan di bioskop. Kurun waktu hampir 2 tahun dalam antrian tanpa kepastian apakah akan ditayangkan atau tidak semakin membuktikan carut-marutnya sistem tata edar bioskop di Indonesia yang nampaknya lebih berpihak pada film-film asing dibandingkan pada film dari anak bangsa sendiri.

Damien juga memberikan contoh bagaimana film seperti Fast and Furios 7 yang berbudget lebih dari 3 triliun menelan habis-habisan film-film Indonesia sekelas Tjokroaminoto, Ada Surga di Rumahmu, Filosofi Kopi, dll. Hal ini diakibatkan oleh karena harga tiket yang sama antara film asing dan film lokal, padahal dari segi dana pembuatan sudah berbeda sangat jauh. Hal ini dianalogikan Damien seperti menawarkan Ferrari dengan Mobnas kepada pembeli tapi dengan harga yang sama, itu sama saja dengan menjegal dan menjagal film Indonesia di rumah sendiri.

Lambannya pemerintah dalam menangani persoalan-persoalan di industri kreatif ini membuat Dewan Kreatif Rakyat merasa terpanggil untuk membuat petisi nasional di Hari Film Nasional pada tanggal 30 Maret yang lalu untuk menjadikan film Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Pengumpulan dukungan untuk petisi nasional ini yang hingga kini terus berjalan telah memperoleh lebih dari 18.000 dukungan dan rencananya akan diserahkan kepada Presiden Jokowi apabila telah mencapai 50.000 dukungan. Diharapkan sebelum petisi ini diserahkan, pemerintah terlebih dahulu dapat terketuk hatinya untuk segera membantu dan melindungi film Indonesia yang hampir mati suri.(bh/rat)



 
   Berita Terkait > Film
 
  Hayya 2: Dream, Hope & Reality, Film tentang Isu Kemanusiaan dan Kesehatan Mental
  Sinopsis Film Cita-citaku Setinggi Balon Karya LSBO PP Muhamadiyah Bersama NA, Malvocs, dan Mixpro
  Hiburan Jelang Lebaran, Nonton Bareng Film Jejak Langkah Dua Ulama
  Saksikan Gala Premiere Sisterlillah, Presiden PKS: Ini Kado Istimewa bagi Insan Film
  'Rekah' Film Karya Anak Muhammadiyah yang Jadi Juara Kompetisi Film Nasional
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2