JAKARTA, Berita HUKUM - Setelah melalui proses penelitian yang panjang, akhirnya pemerintah mewujudkan pembangunan Monumen Bela Negara di Koto Panjang, Sumatera Barat. Monumen itu sebagai penanda bahwa di daerah yang masuk Kabupaten 50 Kota itu pernah berdiri Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) selama kurun waktu tahun 1948-1849.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Surya Helmi di sela-sela pertemuan tokoh masyarakat Sumbar di Jakarta, Sabtu (24/11), menyebutkan, monumen PDRI itu dibangun demi mengenang dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para founding fathers Negara Kesatuan RI.
“Pembangunan PDRI ini sebagai bukti bahwasanya pernah terjadi sejarah yang selama ini dilupakan, padahal itu suatu rangkaian sejarah, dan ini tidak boleh hilang,” tegas Surya.
Surya menjelaskan, dari seminar nasional bertema "PDRI dan Penguatan Pembangunan Nasionalisme dan Karakter Bangsa" di Sumbar, pada 13-14 November lalu, ternyata banyak generasi muda yang sudah lupa dengan sejarah yang terjadi di daerahnya sendiri. “Bahkan ada yang tidak tahu. Ini memang harus diingatkan, jangan sekali-kali lupakan sejarah, Jasmerah, kata Bung Karno,” ujar Surya.
Diperkirakan pembangunan Monumen PDRI di atas lahan seluas 50 hektar yang lahan tersebut sudah diberikan secara gratis oleh masyarakat dan diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 268 miliar. Untuk tahap awal, pembangunan monumen tersebut dana sudah dianggarkan dari Kemdikbud sebesar Rp 5 miliar.
Pada kesempatan sama Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim, menjelaskan, pembangunan monumen sejarah ini akan memberikan banyak dampak positif terhadap masyarakat di Sumatera Barat. Selain diyakini meningkatkan rasa nasionalisme, katanya, monumen itu secara tidak langsung juga akan berdampak pada perekonomian daerah.
Dia juga berharap sejarah PDRI bisa ditambahkan ke dalam kurikulum pendidikan dari segi muatan lokalnya. Apalagi saat ini sudah ada Undang-undang Pelestarian Adat. “Ini kan PDRI, sejarah nasional, anak-anak kita harus tahu,” tegasnya.
Ditambahkannya, gagasan awal pendirian monumen PDRI ini berawal dari usulan daerah. Gagasan itu sendiri dimunculkan setelah adanya penelitian panjang dari berbagai kalangan.
“Insya Allah 19 Desember 2012 nanti peletakan batu pertama. Di kompleks monumen PDRI itu nantinya akan dibangun museum, masjid, serta sarana penunjang lain. Termasuk sebuah universitas sebagai rencana ke depan. Direncanakan Wapres Boediono atau Menko Kesra akan meletakkan batu pertama pembangunan monumen PDRI,” kata Muslim Kasim.(ipb/bhc/opn) |