Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    
Film Pendek
250 Peserta Meriahkan Jambore Film Pendek 2012
Friday 12 Oct 2012 01:29:19
 

Wamendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti diapit aktor Deddy Mizwar dan sutradara film pendek Leony Vitria Hartati, dan panitia Jambore Film Pendek, Reza Pahlevi.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Nasional akan menggelar Jambore Film Pendek 2012 pada 21 - 27 November 2012 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur. Sebanyak 250 peserta perwakilan komunitas-komunitas dari seluruh Indonesia akan hadir dalam acara tersebut.

Wamendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan film pendek memiliki posisi yang sangat strategis. Pertama, adalah mengekspresikan kreativitas dan mengekspresikan kekuatan seni budaya dari kalangan para sineas muda. Kedua, film pendek mempunyai peran yang sangat efektif untuk bisa menjadi inspirasi di dalam pembangunan karakter. Itulah yang melatarbelakangi mengapa film pendek menjadi program yang diprioritaskan di lingkungan kebudayaan. "Nah film pendek ini tentu strategisnya mulai dari penguatan dari sektor kreativitas/hulunya, sampai dengan hilirnya," kata Wiendu kepada para wartawan saat acara jumpa pers Jambore Film Pendek 2012 di Gedung Kemdikbud Jakarta, Kamis (11/10).

Menurutnya, banyak cara untuk menghidupkan mata rantai, terutama sekali yang menjadi tanggung jawab langsung dari kebudayaan adalah pada saat memperkuat hulunya. "Jadi bagaimana supaya film pendek itu memiliki kualitas yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, kita akan memasuki era baru film pendek yang kreatif dan berkualitas," tutur Wiendu.

Turut Mendampingi Wamendikbud, aktor Deddy Mizwar, sutradara film pendek Leony Vitria Hartati, dan panitia Jambore Film Pendek, Reza Pahlevi.
Jambore film pendek ini untuk mempertemukan para komunitas film pendek, sehingga mereka bisa berinteraksi, saling berkompetisi secara tidak langsung, dan bisa belajar satu sama lain, juga bisa saling mengkritisi apa-apa saja yang dikerjakan. Jambore Film Pendek juga akan memfasilitasi produksi film mereka.

"Nah terus terang saja, saya ingin merealisasikan impian melawan arus gelombang Korea dengan Gangnam Style. Apakah kita bisa membuat film-film pendek dan saya akan memasang sebagai garda depan untuk menggelontorkan gelombang Indonesia ke kancah Internasional. Potensi film pendek ini sangat luar biasa sekali," tegasnya.

Ke depan, lanjut Wiendu, garda depan film pendek ini bisa menjadi alat penetrasi, untuk memasukkan arus-arus atau gelombang Indonesia pada dunia Internasional. Dukungan dan fasilitasi produksi film pendek berkarakter kebangsaan ini mampu merangsang seluruh insan perfilman untuk menghasilkan karya-karya berkualitas.
Melalui fasilitasi produksi film pendek ini, Kemdikbud menginginkan film Indonesia lebih berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Sementara itu, Leony Vitria Hartati, yang dulu dikenal sebagai penyanyi cilik, kini merambah dunia seni akting dengan tampil di sinetron dan layar lebar. Belakangan Leony mengambil peran sebagai sutradara. Meski baru sebatas menyutradarai film pendek, menurutnya, karyanya berjudul Cendol memberikan kebebasan berekspresi. "Semangat membuat film pendek ini yang perlu terus digelorakan. Asal tahu caranya, membuat film pendek menggunakan ponsel juga bisa," katanya.

Menurut Leony, dengan adanya Jambore Film Pendek, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk terus belajar. Masyarakat tidak perlu modal besar untuk membuat film pendek. Masyarakat pasti bisa dengan mengikuti workshop. Dengan modal kecil, pasti akan tertarik membuat film pendek.

Sedangkan Deddy Mizwar mengatakan pembuatan film pendek atau indie saat ini banyak dilakukan kalangan sineas muda. Ada ribuan, bahkan jutaan karya film pendek di indonesia. Sebagian karya mendapatkan panggung apresiasi dari beberapa penyelenggaraan festival film independen maupun festival film indie.
Namun, kata dia, tidak semua karya sineas independen bisa manggung di festifal dan dinikmati masyarakat luas, karena masalah mutu, kualitas dan mungkin tema yang tidak sesuai dengan nilai-nilai daerah dan kebangsaan.

Reza Pahlevi menambahkan biaya pembuatan film pendek yang relatif murah, namun memiliki ruang gerak ekspresi yang lebih bebas. Banyak sineas muda yang menjadikan ajang ini sebagai batu loncatan menuju film cerita panjang. "Pada hakikatnya, film pendek bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang , ataupun sekadar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang," jelasnya.(dry)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2