BOGOR, Berita HUKUM - Sebanyak 57 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Bogor, saat ini dilanda krisis air bersih. Bahkan akibat kemarau panjang, sejumlah tempat mengalami kekeringan dan berdampak pada sektor pertanian.
Sejumlah titik, seperti wilayah Kabupaten Bogor bagian Timur, di antaranya Kecamatan Jonggol, Cariu, Tanjungsari, sawah-sawah mengering dan mengakibatkan sejumlah petani alami gagal panen.
“Dari 40 kecamatan, 12 kecamatan di antaranya kini dilanda kekeringan. Tepatnya ada 57 desa yang dikategorikan sedang mengalami krisis air,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Makmur Rozak, Rabu (29/8) sore.
Makmur menyebutkan, ke - 12 kecamatan tersebut kebanyakan berada di daerah yang rutin mengalami kekeringan dan berujung kesulitan air saat musim kemarau.
Adapun ke-12 kecamatan itu adalah Kecamatan Parung Panjang, Jasinga, Tenjo, Ciseeng, Jonggol, Cariu, Leuwisadeng, Sukajaya, Cigudeg, Dramaga, Caringin, dan Sukaraja.
Dia memaparkan, dari 57 desa di 12 kecamatan itu, secara keseluruhannya ada 84 titik yang saat ini benar-benar kesulitan air.
Mengenai penanganannya sendiri, lanjutnya, adalah memfokuskan diri memberikan bantuan pengiriman air bersih.
”Kami, BPBD, sudah berkoordinasi atau tepatnya bekerja sama dengan PDAM Tirta Kahuripan. Kita distribusikan air bersih ke 84 titik sulit air ini. Hari ini (Rabu) pendistribusian kita mulai,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, katanya, sebanyak 11 unit tangki air yang berkapasitas 5 ribu liter dikerahkan ke 57 desa itu. Dari 11 unit tangki itu, sembilan di antaranya milik PDAM dan dua unit lainnya merupakan bantuan dari TNI di Kabupaten Bogor.
”Untuk saat ini, pendistibusian kita fokuskan pada daerah yang sumber airnya memang sudah kering dan air yang kita berikan memang untuk memenuhi kebutuhan mendasar, seperti memasak dan minum”, katanya.
Sebelumnya, kata Makmur, pihaknya juga pernah melakukan pengiriman air bersih.
”Sebetulnya pada 2 Agustus lalu kita juga lakukan pengiriman. Hanya saja saat itu, baru empat kecamatan yang kita kirim. Karena berdasarkan laporan, baru empat kecamatan itu yang mengalami krisis air bersih. Keempatnya yakni, Kecamatan Tenjo, Parung Panjang, Sukaraja, dan Leuwisadeng”, tambahnya
Mengenai penanganan untuk keperluan pertanian, diakuinya, BPBD belum bisa melakukannya. ”Untuk pertanian belum. Kita harus koordiansi dengan Dinas Pertanian", pungkasnya.(mi/bhc/rby) |