MEDAN, Berita HUKUM - Ajun Komisaris Besar Polisi Tatan Dirsan Atmaja pantas ditiru. Sikap dan tindakan cepatnya atasi kemacetan di kawasan Lapangan Merdeka pada malam takbiran sungguh serius. Bagaimana tidak, disaat anggota Polrestabes Medan sedang berteduh dari guyuran hujan deras, perwira menengah ini justru lewati hujan dan banjir hanya untuk memantau kemacetan yang mengular dari kawasan lapangan Merdeka mulai ke jalan Pulau Pinang sampai ke jalan Balai Kota, Sabtu (24/6) sekira pukul 19.00 wib.
Pantauan www.metrorakyat.com, mantan Kapolres Asahan ini mengarungi hujan deras didampingi 3 petugas Aiptu Yani Lubis, Aiptu Dony Siagian dan ajudan sang perwira yakni Brigadir Haryono. Tak ayal, empat polisi ini basah kuyup seluruh pakaian dinas yang dikenakannya.
Ironisnya, banjir dengan kedalaman setengah meter wajib dilewati Wakapolrestabes Medan ini, dan ketiga petugas ini mengikutinya dari belakang.
"Saya hanya menjalankan tugas, dan bagaimana masyarakat Kota Medan ini bisa nyaman sewaktu melintasi kawasan lapangan Merdeka. Tapi nggak usah diliput lah karena ini hal biasa. Jangan dibesar-besarkan karena dibilang orang pencitraan," ucap Tatan.
AKBP. Tatan Bentak AKP. Martualesi Sitepu.
Sewaktu Tatan melewati stasiun Kereta Api, terlihat AKP. Martualesi Sitepu berteduh tanpa memperhatikan kemacetan diakibatkan deretan mobil pribadi mengular di badan jalan. Sehingga membuat perwira menengah ini menegur bawahannya. Mantan Kanit Reskrim Polsek Medan Kota ini tidak menyangka bahwa orang nomor dua di Polrestabes Medan ini sambil berjalan kaki menyinggahi Pos Pam diiringi hujan deras beserta kemacetan tadi dan tanpa payung.
"Kamu atur sana, jangan diam saja," tegas Tatan kepada Martualesi sambil mengarahkan anggota lain yang duduk santai di Pos Pam untuk membantu mengurangi kemacetan yang diakibatkan mobil parkir. Wakapolrestabes mengaku kesal karena bawahannya hanya berteduh dibawah payung oleh anggota Martualesi, tanpa ada tindakan cepat untuk atasi kemacetan tersebut.
Usai berkutat selama 2 jam lamanya, tidak membuat Tatan kelelahan. Justru Tatan yang semulanya didampingi 3 petugas saja untuk patroli atasi kemacetan, dengan dibantu personil Sabhara Polda Sumut berhasil mengurangi kemacetan dengan mengalihkan kendaraan roda dua berjalan melalui lintasan di stasiun Kereta Api.
Tatan kembali harus melewati banjir dan membantu mendorong becak bermotor yang sedang mogok karena air memasuki mesin betor itu. Hingga awak media ini meninggalkan Tatan selama 3 jam lamanya, Tatan tidak kunjung usai bertahan ditengah banjir akibat drainase kurang baik itu.(tribratanews/bh/sya/hpd) |