Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Jokowi
ARB Pikir-pikir Dulu Gabung PDIP, 'Jokowi Bisa Batal Nyapres'
Friday 16 May 2014 23:19:27
 

lustrasi. Joko Widodo (Jokowi) yang sudah 'melarikan diri' dari tanggungjawabnya, sebagai walikota Solo, lari ke Jakarta mengejar jabatan Gubernur, kemudian jabatan Gubernur ditinggalkan, lari mengejar jabatan Presiden dengan jadi Capres PDIP.(Foto: BH/put)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Sangat disayangkan jika Partai Golkar firm' menggabungkan kekuatan dengan PDI Perjuangan di pertarungan Pilpres 9 Juli mendatang. Apalagi, saran berkoalisi itu datang dari konsultan politik lembaga survei.

"Kok mau-maunya Ketum Golkar ARB berkoalisi dengan PDIP mengusung Jokowi, hanya karena saran konsultan politiknya Denny JA," kritik pengamat politik hukum dari The Indonesian Reform, Martimus Amin.

Amin mengingatkan, prediksi lembaga survei acap salah. Seperti meramalkan PDIP akan memperoleh suara 34 persen pada Pileg 2014 bila mencapreskan Jokowi. Kenyataan, hasil dicapai PDIP untuk mensyaratkan Jokowi pun tidak cukup. Bahkan lembaga survei seperti LSI juga dalam banyak Pilkada seperti di Jawa Barat dan DKI Jakarta meleset telak. Begitu juga hasil perolehan suara Golkar tidak signifikan dalam Pileg 9 April lalu meski menggunakan jasa konsultan politik.

"Saran politik yang salah akan berakibat fatal bagi nasib politik ARB," ungkapnya kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (13/5).

Golkar partai besar dan dinamis. Sepengetahuan dirinya, banyak kader Beringin tidak setuju dengan rencana koalisi itu jika ditinjau dari platform, histori, dan kepentingan politik. Amin menunjuk salah satu kader terbaik Golkar, Bambang Soesatyo, misalnya, yang bilang 'Lebih terhormat Golkar menjadi oposisi ketimbang menjadi pengemis koalisi'.

"Cetusan Bambang sangat menarik dan perlu dikaji secara mendalam oleh ARB. Terlebih capres yang diusung nanti belum tentu memenangi Pilpres," katanya lagi.

Menurut Amin, masyarakat luas mulai sadar dan paham imej yang dibangun di balik kesahajaan Jokowi sekedar pencitraan.

"Nah apalagi Jokowi sampai batal nyapres ditahan kejaksaan terkait dugaan korupsi import bis transjakarta. Apa tidak menjadi problem?," paparnya.

"ARB harus pikir dulu semua ini," imbuh Amin.(wid/rmol.co/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Jokowi
 
  Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi
  Jokowi Bereaksi Usai Connie Bakrie Sebut Nama Iriana,Terlibat Skandal Pejabat Negara?
  Eggi Sudjana Laporkan Jokowi soal Dugaan Ijazah Palsu,Tantang UGM Buka Suara
  PKS Minta Jokowi Lakukan Evaluasi, Tak Sekadar Minta Maaf
  PKB Sebut Selain Minta Maaf, Jokowi Juga Harus Sampaikan Pertanggungjawaban
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2