Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
ISIS
AS Serang Militan Daulah Islamiyah
Sunday 07 Sep 2014 16:37:45
 

Daulah Islamiyah mengimbau AS untuk berhenti menyerang Irak.(Foto: Istimewa)
 
IRAK, Berita HUKUM - AS melancarkan serangan serangan udara terhadap militan Daulah Islamiyah atau ISIS di dekat bendungan Hadhita di Irak barat, kata pejabat AS. Serangan itu bertujuan untuk melindungi pasukan Irak dan Sunni yang memegang kontrol atas bendungan penting tersebut.

AS telah melakukan sejumlah serangan udara untuk mendukung pasukan Irak dan Kurdi dalam upaya mereka menghentikan gerak militan di utara dan barat.

Sebelumnya, pasukan Kurdi mengambil alih Gunung Zarta yang strategis.

Para anggota Daulah Islamiyah sudah sering menjadikan bendungan sebagai sasaran dan mereka telah menguasai bendungan di Fallujah dan kini berusaha merebut bendungan terbesar di Mosul.

Kelompok itu gagal menguasai bendungan Hadhita di provinsi Anbar, yang merupakan terbesar kedua di Irak.

Sementara, Pemimpin tertinggi Iran telah menyetujui kerja sama dengan Amerika Serikat sebagai bagian dari perlawanan menentang Daulah Islamiyah yang sebelumnya bernama ISIS di bagian utara Irak.

Sumber yang mengonfirmasikan ini kepada BBC Persia mengatakan Ayatollah Khamenei mengizinkan Qasem Soleimani, komandan pasukan Qud yang merupakan unit elit dari Pasukan Revolusioner untuk mengkoordinasikan operasi militer bersama pasukan Amerika Serikat, Irak dan Kurdi.

Kelompoh Syiah Iran memandang kelompok Daulah Islamiyah Sunni ekstremis, yang menganggap Syiah sebagai kelompok bidah, sebagai ancaman serius.

Biasanya, Iran menolak keterlibatan Amerika Serikat di Irak.

Namun serangan udara yang dilakukan AS bulan lalu membantu milisi Syiah yang didukung Iran dan pasukan Kurdi mengalahkan pendudukan Daulah Islamiyah selama dua bulan di kota Amerli yang merupakan wilayah Syiah.

Dalam beberapa bulan terakhir ini Daulah Islamiyah menduduki bagian-bagian di utara dan barat Irak dan timur Suriah.

Ayatollah Khamenei sebelumnya menolak "campur tangan" asing, termasuk oleh AS, di Irak.
Namun Iran kini kelihatannya siap untuk melakukan kerja sama lebih dekat dengan AS.

Daulah Islamiyah atau yang sebelumnya dikenal dengan sebutan ISIS menyeru kepada Amerika Serikat untuk menghentikan serangan di Irak. Perlukah AS mematuhi imbauan tersebut? Apakah AS sedang diperdaya oleh Daulah Islamiyah? PJ Crowley, mantan asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menganalisa persoalannya.

Presiden-presiden Amerika Serikat biasanya sangat diatur perilakunya di depan umum, namun berbicara apa adanya dalam kapasitas pribadi.

Jadi, ketika Presiden AS Barack Obama menyatakan dengan tegas: "Kami tidak memiliki strategi sama sekali untuk Daulah Islamiyah," pernyataan tersebut membuat berbagai pihak kaget.

Apakah bijak untuk menjadi begitu jujur? Niatnya adalah untuk mematahkan dugaan bahwa Amerika Serikat siap memperluas aksi militer terhadap Daulah Islamiyah yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS.

Meski pemenggalan dua wartawan Amerika Serikat, James Foley dan Steven Sotloff, memperjelas apa yang dipertaruhkan di Suriah, Presiden Obama benar untuk tidak terburu-buru menyerang ISIS di Suriah.

Karena bisa jadi, itulah keinginan Daulah Islamiyah.

Dalam rekaman video pemenggalan Sotloff, sang narator sekali lagi menyerukan Obama untuk "mundur dan tidak mengganggu orang-orang kita."

Meningkatkan tekanan

Amerika Serikat secara bertahap meningkatkan tekanan terhadap Daulah Islamiyah atau yang sebelumnya dikenal dengan ISIS di Irak.

Dengan bantuan serangan udara AS, pasukan keamanan Irak dan Kurdi Peshmerga kembali menguasai beberapa wilayah di Irak, termasuk bendungan Mosul--sebuah perkembangan yang secara khusus disorot dalam rekaman Sotloff.

Daulah Islamiyah masih menampilkan kemampuan bertahan yang signifikan dan kemampuan kelompok itu untuk memegang dan mengendalikan sebagian besar wilayah Irak dan Suriah adalah alasan mengapa Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyebut kelompok itu "lebih dari sekedar sebuah kelompok teroris."

Aksi militer di Irak memang selama ini efektif, namun langkah penting selanjutnya adalah politik.
Pertanyaannya, apakah pemerintah Irak (yang masih terbentuk) dapat memperbaiki kesalahan pemerintahan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki atau tidak, mengaturnya lebih efektif dan inklusif, serta menyatukan negara untuk menentang Daulah Islamiyah?

Ada beragam cara untuk mencapai hal ini, semisal pembagian tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Irak. Namun, ini adalah sesuatu yang harus diselesaikan rakyat Irak sendiri.

Menciptakan konsensus regional

Lepas dari konflik Irak, permasalahan Suriah jauh lebih kompleks.

Ketika Obama mengatakan belum ada strategi untuk melawan Daulah Islamiyah, dia sebenarnya mengaku kekurangan strategi yang layak dan berkelanjutan untuk Suriah--sesuatu yang jelas terlihat selama tiga tahun terakhir.
Presiden Obama yang pasti pernah berbuat kesalahan dan salah perhitungan.

Sikapnya tepat ketika menyeru kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur. Namun, dia meremehkan keterampilan Al-Assad dalam bertahan dan sejauh mana negara-negara lain akan terlibat, terutama Rusia, untuk melindunginya.

Sikapnya tepat saat berpihak pada oposisi moderat. Namun, dia tidak memberikan mereka dukungan yang cukup ketika situasi benar-benar genting.

Tahun lalu, tindakan Obama tepat saat menyerukan aksi militer yang tegas dalam menanggapi penggunaan senjata kimia oleh Suriah.

Namun, kegagalannya untuk menarik pelatuk membuat Presiden Al-Assad berada di atas angin dan merusak kredibilitas kebijakan AS dan kekuasaannya di wilayah tersebut.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > ISIS
 
  Munarman Ditangkap Densus 88 Polri terkait Baiat ISIS
  Operasi Penyerbuan Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi 'pada Malam Berbahaya' Sekitar 2 Jam
  ISIS Dinyatakan Kalah Setelah Pasukan Koalisi Rebut Pertahanan Terakhir
  Ketua DPR Minta Aparat Keamanan Indonesia Respons Terukur Ancaman ISIS
  'Serangan Senjata Kimia Pertama' dalam Pertempuran Lawan ISIS di Mosul
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2