Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Universitas Indonesia
Aburizal Bakrie dan Yusril Ihza Mahendra Paparkan Visi Kepemimpinan Indonesia Baru
Sunday 22 Dec 2013 12:03:47
 

Presentasi Visi dan Program Capres tentang Konsep Negara Kepulauan di UNPAD.(Foto: Istimewa)
 
BANDUNG, Berita HUKUM - Hari esok Indonesia dihadapkan pada tantangan pembangunan ekonomi. Ada beberapa pilar yang mesti dibangun agar Indonesia dapat menjadi negara dengan tingkat ekonomi maju menyongsong era Asia.

“Indonesia sejatinya tidak bisa membangun ekonominya saja, tetapi juga membangun rakyatnya,” ujar Ir. H. Aburizal Bakrie dalam acara Diskusi Terbuka Forum Rektor Indonesia Se-Jawa Barat dan Banten “2014: Indonesia di Persimpangan Jalan: Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia”, Sabtu (21/12) di Bale Sawala Kampus Unpad Jatinangor.

Selain diisi oleh pemaparan visi misi Ir. H. Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP Partai Golkar yang disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai Presiden RI, diskusi ini juga diisi oleh pemaparan visi misi oleh Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc., Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang yang juga disebut-sebut akan mencalon kan diri sebagai Calon Presiden RI.

Acara yang diselenggarakan di Unpad ini merupakan acara rutinan yang telah beberapa kali diselenggarakan Forum Rektor Indonesia. Antara lain menghadirkan Megawati dan Prabowo di Undip Semarang, serta beberapa universitas lain dari kurang lebih 1.000 universitas yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia (FRI).

Menurut ketua FRI 2013, Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin acara ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan partisipasi dalam pemilu 2014 mendatang. Selain itu juga sebagai wahana sosialisasi calon presiden di kalangan kampus. Sehingga diharapkan nantinya dapat disebarluaskan ke berbagai pihak.

Negara, sebagai pilar pembangun ekonomi pun menjadi titik awal suksesnya pembangunan ekonomi. Aburizal menambahkan, di dalam membangun ekonomi negara tidak boleh bertindak konservatif, yakni hanya mencari untung semata.

“Negara bukan bertujuan untuk membangun uang, tetapi negara seyogianya bertujuan membangun kesejahteraan masyarakat,” ujar mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI.

Selain itu, agar pembangunan ekonomi Indonesia tidak lantas berada pada titik nadir, Aburizal pun menyarankan bahwa pembangunan tidak terbatas pada pembangunan sektor fisik dan industri. Pembangunan masyarakat juga turut memengaruhi pembangunan ekonomi Indonesia.

“Dalam pembangunan, manusia itu bukan hanya menjadi subjek tetapi juga objek pembangunan,” jelasnya.

Di hadapan para peserta yang terdiri dari para Rektor Universitas se-Jawa Barat dan Banten, Guru Besar, dosen, hingga para mahasiswa Unpad, Aburizal pun mengajak untuk bersama-sama memiliki andil di dalam menyukseskan pembangunan.

“Tugas saya di 2014 ini adalah mempersiapkan para generasi penerus agar pada tahun 2045, ketika 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia menjadi negara maju,” ujar Aburizal, yang dilansir situs unpad.ac.id.

Sementara Prof. Yusril Ihza Mahendra lebih memfokuskan pembahasannya pada potensi maritim Indonesia sebagai negara kepulauan. Ia mengusung tema “Konsep Pembangunan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan yang Adil dan Sejahtera”. Dibahas langsung oleh Prof. Laode, forum diskusi berubah menjadi nuansa kelautan. Itulah yang diungkapkan oleh Mudiyati Rahmatunnisa, dra., M.A., PhD yang juga berperan sebagai moderator pada sesi kedua ini. Hal tersebut karena Prof.Yusril maupun Prof. Laode sama-sama lahir dan dibesarkan di daerah laut.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai yang sangat panjang dengan berbagai limpahan potensi yang ada. Menurut Prof. Yusril, pasir putih yang banyak ditambang di beberapa pulau Indonesia ternyata memiliki kandungan metal di dalamnya. Bahkan ini menjadi potensi yang sangat menjanjikan untuk Indonesia maju mendikte dunia.

“Kita mampu mendikte dunia kalau kita menguasai mineral-mineral baru,”ungkap Prof. Yusril.
Prof. Yusril dalam pencalonannya sebagai presiden mengusung konsep ekonomi maritim yang handal untuk kesejahteraan. Selain itu ia akan mengusahakan menempatkan orang pada keahliannya. Menurutnya, sebuah kabinet bukan one man show, tapi enteri yang handal dengan pengambilan keputusan yang tepat dengan sumber daya yang kita miliki untuk kesejahteraan.

“Negara Indonesia adalah negara kepulauan, dan laut akan menjadi basis kemakmuran terkuat kita di masa depan,” tukas Prof. Yusril optimis.(Arief/Septi/eh/upd/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Universitas Indonesia
 
  Setelah Ari Kuncoro Mundur Dari BRI, PKS Minta Statuta UI Dikembalikan Pada Naskah Lama
  Pemerintah Ubah Statuta UI, Wakil Ketua MPR: Rektor Melanggar, Aturan yang Diubah
  Ribuan Orang Antre di Pameran Bursa Kerja UI
  Ketua BEM UI Benarkan Ada Undangan Istana
  Aburizal Bakrie dan Yusril Ihza Mahendra Paparkan Visi Kepemimpinan Indonesia Baru
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2