Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Pilkada
Ada 7 Alasan Agus-Sylviana Jadi Ancaman Serius Petahana
2016-09-25 09:16:34
 

Ilustrasi. Pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat mendaftar di KPUD DKI Jakarta.(Foto: detikcom)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni punya kans menekuk lawan-lawan mereka di Pilkada Jakarta 2017. Ada beberapa alasan, kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

"Pertama, kalau kita telaah dan cermati secara mendalam, Agus bukan calon ayam sayur," sebut pengamat yang akrab disapa Ipang itu.

Baik Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama maupun Anies Baswedan, menurutnya, bukan menghadapi sosok Agus, namun justru langsung dengan SBY, Presiden Indonesia dua periode. SBY akan langsung turun gunung dan mendampingi Agus.

"Kita tahu SBY ahli strategi sekaligus guru politik Agus di lapangan," terangnya.

Kedua, lanjut Ipang, seperti diketahui, Agus lulusan akademi militer terbaik, intilegensinya menonjol, menyelesaikan studi di Harvard, idola baru pemilih kritis dan role model pemimpin kekinian. Ia yakin Agus juga akan mendapat simpatik dari kalangan TNI dan pensiunan.

Sementara sosok Sylviana jam terbangnya di birokrasi tak perlu diragukan. Sylviana ialah birokrat Betawi asli yang paling mengakar (grassroot) saat ini, bahkan melebihi mantan Walikota Jakarta Pusat, Saefullah.

"Bukan tidak mungkin Foke (Fauzi Bowo) connection kembali mengeliat, electoral voternya hampir dipastikan bisa mengambil basis birokrasi dan pemilih pemula," tengarainya.

Sylviana bisa dikatakan representasi PNS, PNS yang tidak puas di rezim Jokowi-Ahok atau Ahok-Djarot, serta representasi kelompok perempuan dan berpotensi menangguk (vote getter) seperti basis pemilih pemula.

"Agus juga disukai emak-emak. Karena itu Agus-Sylviana adalah kandidat yang good loking," cetusnya.

Alasan ketiga, menurut dia, pasangan Agus-Sylviana diusung PAN dan PKB, kemungkinan juga mendapat limpahan elektoral dari ormas terbesar di Indonesia seperti Muhammadiyah dan NU.

Pasangan tersebut memiliki magnet electoral yang saling melengkapi sehingga mampu mengeser swing voter menjadi real voter.

Keempat, masih kata Pangi, basis pemilih Agus-Sylviana masuk via basis segmen pemilih pemula, mewakili suara ibu-ibu dan anak anak muda.

"Pemilih pemula lebih senang sosok anak muda yang energik, biasanya preferensi pilihannya dipengaruhi oleh teman-temanya dan orang tuanya," terangnya.

Pangi mengingatkan, basis pemilih pemula tak bisa dianggap remeh, sebab ada sekitar 30 persen di wilayah DKI Jakarta.

Kelima, dalam dunia digital demokrasi (proxy war), Agus juga bakal didukung media mainstream. SBY tentu akan mengeluarkan segala resources-nya, termasuk media, sehingga financial fair play terbangun.

"Agus punya kanal dan didukung banyak media. SBY Komisaris Utama Trans Corp menaungi beberapa media seperti, Detik, Trans7, Trans TV dan CNN Indonesia. Pasti akan selalu mengusai ruang panggung opini dan memompakan citra diri positif Agus-Sylviana ke publik," urainya.

Tak hanya itu, kedekatan CEO Jawa Pos, Dahlan Iskan dengan SBY diyakininya juga bakal tracing Agus.

Keenam, Pangi menyebut, pendekatan perilaku pemilih (voting behavioral). Jika mengacu data BPS, pemilih imigran Jawa Timur dan Jawa Tengah termasuk cukup besar.

"Bagaimana pun orang-orang Jawa kental sekali akan darah kulturnya, mereka masih percaya akan konsep ramalan ratu adil atau kesatrio piningit," imbuhnya.

Ketujuh, dalam kontestasi elektoral butuh amunisi modal logistik Pilkada dan finansial yang kuat. Demokrat dan SBY diyakininya akan jor-joran meluncurkan amunisi untuk Agus. Logikanya, karir militer Agus sudah dipertaruhkan.

"Saya yakin seluruh kader demokrat bekerja keras dan all out habis bersatu memenangkan Agus-Sylviana," ujarnya optimis.

Efek figur SBY yang masih disukai rakyat otomatis bisa mendongkrak dongkrak elektibilitas Agus. Tak bisa ditepikan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan SBY masih tinggi.

"Dari faktor utama di atas, saya yakin pasangan Agus-Sylviana tidak begitu sulit membuat Ahok terjungkal, itu artinya ancaman serius bagi Gubernur Ahok," tegasnya.

Menurut Pangi, Anak sulung SBY itu generasi kedua dari penguasa dan paling punya potensial dibandingkan anak-anak Megawati, Surya Paloh, JK, Wiranto dan juga Prabowo.

"Ini pertarungan besar, dibutuhkan modal politik, kelihaian, mahir, sense of politics. Ini pada akhirnya juga ada irisannya ke skema dan peta politik Pemilu 2019, satu rangkaian yang nggak boleh terputus," demikian Pangi.(wid/rmol.co/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pilkada
 
  Pramono Anung-Rano Karno Menangi Pilkada Jakarta 2024
  Tanggapi Pernyataan Jokowi, Mahfud: Enggak Biasa...
  Peneliti: 57 Calon Dinasti Politik Menang Pilkada 2020
  Komisi II Apresiasi Tingginya Partisipasi Pemilih Kepri pada Pilkada Serentak 2020
  Calon Tunggal Pilkada Kutai Kartanegara Hadapi Gugatan di MK, Warga Harapkan Keadilan
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2