JAKARTA, Berita HUKUM - Mengomentari peristiwa ketika Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama, atau dikenal Ahok diusir warga saat blusukan ke daerah Rawabelong, Kebon Jeruk Jakarta Barat pada, Rabu (2/11) yang terjadi aksi unjuk rasa dan penolakan massa hingga kurang kondusif lalu Ahok kemudian diselamatkan dengan dievakuasi naik angkot oleh tim pengamanan Ahok.
Namun, Ahok sempat mengatakan dan menilai aksi demonstrasi massa tersebut melukai demokrasi, atas terjadinya peristiwa tersebut, Arief Poyuono selaku Wakil Ketua Umum Gerindra menyebutkan, "Nah sekarang bacot luh kok ngaco sih Hok.., Apa sih kontribusi luh di negara ini dan sudah sebesar apa sih? Luh mikir dikit lah," cetus Arief, dengan nada mengingatkan.
"Kalau kho Ahok kerap berusaha saja biar dipilih dengan menjual program yang Kho Ahok buat di Jakarta, tapi enggak perlu menyerang keyakinan dan Agama suatu kelompok," ungkapnya menambahkan.
Menurutnya, Ahok menuntut Demokrasi, tapi Ahok enggak paham 'gagal paham' Demokrasi. "Demokrasi tidak mengenal Agama, suku, ras semua sama. Tapi Kho Ahok udah salah besar dengan mencederai Demokrasi dengan menyerang Agama," ungkapnya lagi.
Soalnya, sambung Arief berkata ,"Silahkan Kho Ahok bilang, pilih saya karena saya sudah buat pembangunan di Jakarta. Nah, sementara lawan-lawan saya belum berbuat untuk Jakarta," cetusnya lagi seraya menyindir.
"Nah itu loh Hok yang namanya Demokrasi.. Luh Hok nyata kalau luh tuh baru melek Demokrasi," ujar Arief menimpali lagi.
"Ingat loh Hok, 32 tahun suku dan ras lu dan Ibu gua itu dirumah kacakan sama Suharto dalam hal keikut sertaan dalam berpolitik dan mengunakan hak konstitusi dalam bernegara," ungkapnya.
"Apa kalau luh enga kepilih terus negara enggak bisa maju.., jangan besar kepala Hok!," tandasnya.(bh/mnd)
|