JAKARTA, Berita HUKUM – Sejak pukul 08:30 WIB pewarta foto dan jurnalis Jakarta dari berbagai media cetak dan elektronik mulai berdatangan di depan gedung Kementerian Depkominfo, jalan Medan Merdeka Barat. Sekitar puluhan massa wartawan yang telah berkumpul, lantas bersorak dan mulai melakukan demonstrasi di depan kantor Kementrian Depkominfo tersebut.
Mereka menyampaikan teriakan-teriakan berduka pada aksi kekerasan oknum Tentara Nasional Indonesia, Angkatan Udara (TNI AU) di Riau, yang dengan lancang menganiaya jurnalis, yang bermaksud untuk meliput jatuhnya pesawat Hawk 200 di halaman rumah warga Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, “Kami mengutuk tindakan brutal oknum TNI Angkatan Udara! Hidup wartawan!” Seru massa wartawan sambil mengangkat poster dan foto yang menujukkan bukti tindakan keji dalam menghalang-halangi kerja pers.
Selanjutnya para wartawan Ibukota berjalan kaki menuju kantor Departemen Pertahanan, mereka meminta agar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menindak tegas oknum TNI AU, yang tidak saja telah menghalang-halangi kerja Pers tapi lebih dari itu, oknum tersebut telah melakukan penganiayaan. “Ini adalah tindakan keji! perlu diingat, bahwa TNI digaji oleh rakyat, rakyat berhak mendapatkan informasi, jatuhnya pesawat ini pun berada di tanah warga,” kata Usman Hamid mewakili aktivis LSM dalam orasinya di depan kantor Menhan, (17/12).
Beberapa wartawan menendang pintu kantor, melampiaskan kekesalannya, karena Menteri atau perwakilannya tak ada yang keluar menemui massa wartawan. Dan para wartawan kemudian berjalan menuju Istana Negara dengan berjalan kaki. Di depan Istana Negara, kembali para wartawan berorasi mengutuk aksi premanisme yang dipertontonkan oknum TNI AU, bahkan tanpa melihat situasi dimana terdapat anak-anak sekolah dasar yang dengan jelas tengah menonton gulat illegal tersebut.(bhc/mdb)
|