JAKARTA-Untuk mengawasi penuntasan kasus dugana korupsi proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, kalangan aktivis antikorupsi berencana membentuk Komisi Nazaruddin. Hal ini segera diwujudkan dalam waktu dekat.
Langkah ini diambil untuk menjaga, agar penanganan kasus mantan Bendahara umum Partai Demokrat Nazaruddin tidak sampai hilang. Pasalnya, ada indikasi untuk menggesernya dengan isu-isu yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang mencari selamat. Terutama nama mereka yang telah disebutkan Nazaruddin. Demikian dikatakan pengamat politik UI, Boni Hargens dalam acara diskusi yang diselenggarakan Rumah Perubahan di Jakarta, Selasa (23/8).
“Saya yakin pengusaha dan kader elit Demokrat, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY ikut terlibat di dalamnya. Sebab, sangat mustahil bila korupsi yang dilakukan Nazarudin tidak melibatkan para elit Partai Demokrat, termasuk Ketua Dewan Pembina,” kata Boni.
Boni yang juga merupakan aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB), meyakini benar telah terjadi deal khusus seputar bungkamnya Nazaruddin. Hal ini secara tersirat tergambar dai cepatnya surat balasan SBY terhadap surat Nazaruddin. Padahal, tidak satu pun dari 192 surat yang tiap minggu dikirimkan keluarga korban Semanggi kepada SBY dibalas.
"Ini memunculkan dugaan bahwa SBY pun ingin memperingatkan Nazaruddin, agar dia tidak menganggu istri dan keluarga presiden dalam pengakuanya di pengadilan kelak. Maklum, dalam pelariannya Nazaruddin antara lain menyebut-nyebut nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai salah satu penerima uang korupsi wisma atlet," tandas dia.(rmc/rob)
|