SAMARINDA, Berita HUKUM - Hujan deras yang menguyur Kota Tepian Samarinda, Kalimanta Timur (Kaltim) membuat sebagian wajah ibu kota provinsi Kaltim tergenangi banjir pada, Selasa pagi (2/6) yang menelan korban jiwa seorang bocah laki-laki berusia 9 Tahun, diketahui bernama Ali Setiawan, hilang terseret arus yang cukup deras.
Korban yang masih duduk di bangku kelas 4 salah satu SD di Samarinda, dia terseret arus yang sangat deras pada anak Sungai di Gang Mario, Jalan dI Panjaitan, depan Kantor Polsekta Samarinda Utara.
Ali Setiawan yang tinggal di Komplek Kesejahteraan Permai, Blok B-1A, RT 18, Kel. Sei Pinang luar Kec.Sei Pinang, itu tak dapat diselamatkanjiwanya, jasadnya ditemukan relawan dan Tim SAR sekitar 1 KM dari tempat, dimana korban terjadi dari sepedanya.
Upaya relawan dan Tim SAR yang melakukan penyisiran di beberapa titik membuahkan hasil, tepat pukul 11.20 Wita atau sekitar 3 jam pencarian akhirnya korban ditemukan dalam keadaan telungkup tampa busana, korban langsung dibawah ke RSU AW Syahrani untuk menjalani otopsi.
Saksi mata Muhammad Renaldi (10) teman korban di TKP jatuhnya Ali kepada BeritaHUKUM.com bahwa, dirinya bersama Ali Setiawan dan Rama saat melewati jembatan dengan air diatas lutut dengan mengendarai sepeda, namun Ali tiba-tiba jatuh saat itu Rama sempat berusaha menarik, namun karena derasnya air banjir jadi Ali hanyut terbawa banjir, terang Renaldi.
"Kami bertiga lewat disini hendak pulang ke rumah, di jembatan ini air diatas lutut orang dewasa dan arusnya deras, Ali yang ada disebelah kiri tiba-tibah jatuh dengan sepedanya dan Rama sepat menariknya namun, arusnya kencang jadi Ali terlepas dan terbawah banjir," ujar Renaldi.
Mansyah dari Forum Masyarakat Peduli Bencana, mengatakan dirinya bersama dua teman lainnya saat menemukan korban berada dalam posisi telentang di balik pipa PDAM yang melintang, awalnyanya menemukan kaki yang terbenam di lumpur kemudia tangan dan kepalanya, jarak dari TKP dimana korban jatuh sekitar 1 KM, terang Mansyah.
"Saat kami menemukan pertama korban dalam posisi telentang dan melintang dibalik pipa PDAM," ujar Mansyah.
Pantauan pewarta di kediaman korban, bapak korban beserta kakeknya nampak sok akibat musibah yang merengut anak kesangan mereka, orang tuanya tidak bisa memberikan keterangan hanya tertunduk dan menangis mengenang anaknya, para tetangga dan kerabat berdatangan memberikan belah sungkawa.
Sekitar pukul 12.30 WITA korban Ali Setiawan tiba di rumah duka di sambut dengan isak tangis keluarga.(bh/gaj) |