Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Libya
Aliansi Milisi Ambil Alih Bandara Tripol
Monday 25 Aug 2014 01:45:37
 

Rivalitas antarkelompok milisi menyebabkan konflik di Libia terus berlangsung. Bandara Tripoli kini diambil alih sebuah aliansi kelompok milisi.(Foto: twitter)
 
LIBIA, Berita HUKUM - Sebuah aliansi kelompok milisi menyatakan telah mengambil alih Bandara Tripoli setelah baku tembak dengan kelompok bersenjata lainnya.

Aliansi kelompok milisi, yang terdiri dari grup milisi Islamis dan gabungan sejumlah kelompok milisi, mengaku telah mengendalikan bandara meski mengalami serangan udara untuk kali kedua dalam pekan ini.

Juru bicara aliansi menuding serangan itu didalangi militer Mesir dan Uni Emirat Arab, dua negara yang diduga berada di balik serangan melawan kubu milisi Islamis di Libia.

Laporan ini merupakan kemunduran bagi kelompok milisi lainnya di Kota Zintan. Kelompok yang menjadi sekutu Jenderal Khalifa Haftar itu melancarkan aksi serangan sejak awal tahun ini guna melawan pemerintahan Libia yang didominasi milisi Islamis.

Milisi dari Zintan sebelumnya telah mengendalikan Bandara Tripoli selama nyaris tiga tahun terakhir.
Berdasarkan laporan wartawan BBC di Tripoli, Rana Jawad, Libia telah diguncang konflik antarkelompok milisi sejak pemberontakan terhadap Kolonel Moamar Khadafi memuncak pada 2011 lalu.

Bahkan, rivalitas antarkelompok milisi akhir-akhir ini merupakan yang terburuk sejak penggulingan Kolonel Khadafi.

Beberapa ratus orang tewas akibat pertempuran antarkelompok milisi pada Juli lalu dan ribuan warga telah meninggalkan rumah mereka.

Sejumlah pengamat mengatakan hubungan antarkelompok milisi di Libia saat ini sangat rumit. Partai-partai politik pun berafiliasi dengan kelompok-kelompok tertentu.

Namun, dari pemantauan wartawan BBC di Tripoli, rivalitas belum tentu didasari ideologi antara kubu Islamis dan nasionalis. Sebab, beberapa kelompok milisi berperang demi eksistensi mereka dan kekuasaan di kawasan-kawasan tertentu di Libia.

Sebagian besar pertempuran terjadi di sekitar Tripoli dan Benghazi. Adapun pejabat-pejabat senior berada di Kota Tobruk, bagian timur negeri, lokasi parlemen baru Libia.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Libya
 
  Libya Hadapi Fase Kritis Setelah Berakhirnya Perang Saudara
  Aliansi Milisi Ambil Alih Bandara Tripol
  Bentrok di Benghazi, Libia, 38 Tewas
  Konflik Serius Terjadi di Parlemen Libia
  PM Libia Turun Karena Serangan Milisi
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2