Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Amien Rais
Amien Rais: Tuntutan JPU Malah Membela Ahok
2017-04-30 12:05:53
 

Amien Rais (duduk, kedua dari kanan), Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo (berdiri di belakang Amien Rais), dan Natalius Pigai (duduk, ketiga dari kanan), dalam konfrensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (28/4).(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Mantan Ketua MPR RI Amien Rais merasa aneh dengan tuntutan yang diberikan jaksa penuntut umum (JPU) kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Amien menegaskan, JPU yang hanya menuntut dengan hukuman percobaan selama dua tahun terkesan malah menguntungkan terdakwa Ahok.

"Jadi ada keanehan Jaksa Penuntut Umum malah membela terdakwa itu luar biasa," ujar Amien saat menyambangi kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/4).

Dengan tuntutan seperti itu, Amien khawatir Negara Indonesia akan seperti Negara tanpa hukum.

Alasannya, lanjut dia, penegakkan hukum menjadi dipertanyakan untuk kasus kecil dihukum dengan berat namun yang besar justru dituntut ringan.

"Jadi kalau ini dibiarkan negara kita jadi lawless country. Yang kecil dihukum berat yang besar ditutupi," kata pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Karenanya, Amien meminta menekankan dalam sidang putusan nanti, Majelis Hakim harus mendengarkan aspirasi masyarakat dan menegakkan keadilan di mata hukum.

"Saya berharap Hakim itu pakai Nurani tegakkan keadilan yang betul-betul tidak menohok tidak melukai dan mencederai perasaan keadilan masyarakat," tutup Amien yang dijuluki sebagai tokoh 'Lokomotif Reformasi' Indonesia.

Sekadar diketahui, proses persidangan kasus dugaan penodaan agama ini pun akan segera memasuki agenda putusan dari Majelis Hakim. Rencananya sidang vonis itu akan digelar pada tanggal 9 Mei 2017 mendatang di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan.

Sidang ini sendiri tanpa adanya proses replik dan duplik lantaran pihak JPU tidak mau menanggapi pleidoi dari kubu Ahok. Pasalnya, menurut JPU materi pembelaan Ahok hanya mengulang-ulang semata.

Sementara, Sejumlah ulama yang berpartisipasi dalam aksi bela Islam, datangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/4).

Mereka melaporkan dugaan pelanggaran HAM dalam bentuk kriminaliasi yang dialami ulama.

Mereka yang menyambangi kantor Komnas HAM antara lain adalah mantan Ketua MPR sekaligus mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan, Ketua Panitia Tamasya Al Maidah, Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo.

Salah satu kasus yang diduga sebagai kriminalisasi adalah penahanan sekjen Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath, sebelum digelarnya aksi 313 pada 13 Maret lalu.

Selain itu perkara hukum yang menjerat Imam Besar ront Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab atau Habib Rizieq, juga diangap sebagai kriminalisasi.

Amien Rais saat diterima oleh Komisoner Komnas HAM, menyebut kondisi negara ini sudah cukup memprihatinkan, antara lain karena pemerintah ikut membawa aparat negara seperti Polri dan TNI, untuk kepentingan kelompok tertentu.

"Seharusnya TNI dan Polri itu di atas semua golongan. TNI dengan sumpah praurit dan Sapta Marga nya, tidak mungkin membela suatu golongan, membela kepentingan ekonomi dan bisnis, tidak boleh. Polisi menurut saya juga tidak boleh," katanya.(dbs/tribunnews/yn/teropongsenayan/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Amien Rais
 
  Amien Rais Minta Menko Marves Luhut Segera Mundur
  Prabowo Jadi Menhan, Amien Rais Menahan Diri untuk Kritik Kabinet Jokowi
  Amien Rais: Seorang Muslim Tidak Boleh Berpikir Kalah di Dunia, Menang di Akhirat
  Prof Amien Rais 'Yatim' Secara Politik?
  Amien Rais Bersyukur Tabligh Akbar Alumni 212 di Solo Dihadiri Puluhan Ribu Massa
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2