YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais mengatakan koalisi ramping yang dibentuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah bentuk kepercayaan diri berlebihan.
"Artinya over confidence," kata dia di Yogyakarta, Kamis petang, 24 April 2014. Toh, ia mengatakan figur Joko Widodo tak membawa pengaruh bagi PDI Perjuangan. "Efek Jokowi tidak ada."
Joko Widodo memang menyebut menggandeng Partai Nasdem dalam pemilu presiden 9 Juli 2014. Koalisi dua partai ini memenuhi syarat untuk mengusung pasangan presiden dan wakil presiden, berdasarkan hasil hitung cepat pemilu legislatif 2014.
Menurut Amien, siapa pun presidennya harus memiliki konsep yang jelas untuk membangun Indonesia. Konsep itu bisa dijelaskan dalam debat serial presiden tentang arah mana pembangunan Indonesia. "(Tapi) bukan debat kusir," kata dia.
Yang jelas, ia menambahkan, harus ada konsep yang jelas tentang kebijakan ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta politik. Di bidang ekonomi, misalnya, apakah pemerintah yang baru nanti akan menjual badan usaha milik negara atau kapal tanker lagi. "Ini tidak bisa diulang lagi," kata dia.
Secara tak langsung, ucapan itu terasa menyindir kebijakan pada masa pemerintah Presiden Megawati. Namun Amien membantah jika ia disebut menghalangi PDI Perjuangan untuk meraih kekuasaan. Ia mengatakan anggapan bahwa ia berupaya menjegal PDI Perjuangan adalah ekspresi tidak percaya diri. "Masak Amien Rais, pensiunan dosen (UGM Yogyakarta), bisa jegal?" ujar dia.
Ia mengakui ada anggapan yang menyebut Amien Rais menjegal PDI Perjuangan. Juga ada anggapan bahwa Amien melengserkan Presiden Soeharto. Seorang Amien Rais, ia menambahkan, tak mungkin membuat perubahan signifikan di negeri ini. Dalam gelombang perubahan sejarah, kata dia, peran seorang individu sangat kecil. "Kecuali (Nabi) Muhammad," kata dia.
Amien Rais saat ini sedang merancang Koalisi Indonesia Raya. Ia mengatakan koalisi ini belum terlalu solid. Pertemuan-pertemuan yang berlangsung lebih banyak saling berkunjung antara Ketua Umum Partai dan Sekretarisnya. Koalisi ini diperkirakan akan solid, setelah selesainya proses real count oleh Komisi Pemilihan Umum. Selain menggandeng partai Islam, koalisi itu diharap merangkul partai nasionalis.
Ia mengatakan belum bisa berkata banyak tentang koalisi Indonesia Raya. Yang jelas, dengan koalisi itu, ia mengajak koalisi yang sekadar menjadi ajang bagi-bagi kekuasaan untuk diakhiri.(tempo/az/bhc/sya)
|