Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Proxy War
Ancaman Nyata Ke Depan Bersifat Asimetris, Proxy dan Hibrida
2018-02-17 20:04:38
 

Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. pada acara pembukaan Rakor Komlek TNI tahun 2018, Kamis (15/2).(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ancaman terhadap suatu negara secara konvensional berupa perang secara terbuka antar negara ke depan menjadi semakin kabur, dikarenakan memakan biaya yang sangat besar dan harus menghadapi komunitas dunia internasional. Ancaman nyata ke depan adalah ancaman yang bersifat asimetris, proxy, dan hibrida dengan memanfaatkan teknologi.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. pada acara pembukaan Rakor Komlek TNI tahun 2018, bertempat di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/2).

Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, perkembangan teknologi tidak hanya memberikan kemudahan bagi manusia, tetapi juga memungkinkan munculnya kerawanan-kerawanan dari meluasnya pemanfaatan sharing data dan informasi, serta terhubungnya berbagai sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

"Konektivitas tersebut rawan terhadap ancaman baru seperti pencurian identitas, gangguan sistem, pengambilalihan kendali sampai pada penghancuran sistem sendiri, bahkan perkembangan terorisme global memanfaatkan digital profiling untuk merekrut sel-sel baru dan terpisah sebagai lone wolf," ungkap Panglima TNI.

Disisi lain Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan bahwa dalam menghadapi Pilkada dan Pilpres, pada pelaksanaan kampanye kemungkinan akan diwarnai berbagai isu negatif termasuk hoax dengan menggunakan media sosial. "Untuk itu, perbantuan sarana Komunikasi Elektronik (Komlek) menjadi sangat penting sebagai dasar dalam pengerahan kekuatan TNI," katanya.

"Tidak menutup kemungkinan dapat berkembang menjadi tindakan-tindakan yang lebih ekstrim atau bahkan merusak dengan memanfaatkan isu kesenjangan yang diolah menjadi radikalisme, ekstrimisme, dan populisme," ujar Panglima TNI.

Panglima TNI mengharapkan, dengan kondisi ancaman yang semakin kompleks tersebut TNI dituntut mampu mengikuti perkembangan teknologi yang mendukung pelaksanaan tugas, terutama teknologi kemiliteran yang diintegrasikan dengan kemampuan Network Centric Warfare (NCW) ditunjang dengan Command, Control, Communication, Computer, Intellegence, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR) dan kemampuan cyber warfare.

"Mengingat peralatan NCW dan cyber warfare berkembang relatif cepat dibanding Alutsista jenis lain, maka TNI dalam hal ini komunitas Komlek perlu mengantisipasi model dan mekanisme pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, serta peningkatan fungsi peralatan NCW dan siber secara berkala dan berkelanjutan," tutur Panglima TNI.

Di akhir sambutannya, Panglima TNI menekankan beberapa hal yang perlu dipedomani dalam pelaksanaan Rakor Komlek TNI, antara lain: Melanjutkan pemenuhan kebutuhan Alkomlek (Alat komunikasi, elektronika dan peperangan elektronika) dalam rangka mendukung operasi pengamanan perbatasan, pengamanan Alki, pertahanan udara, pengamanan pulau-pulau terluar, pengamanan daerah rawan, perdamaian dunia dan pengamanan VVIP serta pengamanan menjelang Pemilu 2019 dengan tetap mempertimbangkan aspek interoperabilitas.

Melanjutkan modernisasi Alkomlek TNI secara selektif berdasarkan skala prioritas dengan mengutamakan produksi dalam negeri dan meningkatkan dukungan pemeliharaan Alkomlek untuk operasi dan latihan TNI serta meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang Komlek guna mendukung tugas pokok TNI.

Rakor Komlek TNI tahun 2018 diikuti oleh 116 orang, untuk pelaksanaan Rakor tahun ini mengangkat tema "Dengan Dilandasi Jiwa Ksatria, Militan, Loyalitas, Profesional dan Modern Kita Tingkatkan Interoperabilitas Komlek TNI Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI".(TNI/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Proxy War
 
  Cengkraman Proxy War Selimuti Konfigurasi Pilres 2019
  Ancaman Nyata Ke Depan Bersifat Asimetris, Proxy dan Hibrida
  Panglima TNI: Proxy War Bisa Hancurkan Negara Tanpa Peluru
  Panglima TNI Ajak Seluruh Anak Bangsa Berjuang Demi NKRI
  Panglima TNI Ajak Komponen Bangsa Doa Bersama untuk Nusantara Bersatu
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2