Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Australia
Australia Temukan Deposit Minyak Senilai US$ 21 Triliun
Saturday 26 Jan 2013 16:31:54
 

Ilustrasi, tambang di tengah laut.(Foto: Ist)
 
AUSTRALIA, Berita HUKUM - Perusahaan sumber daya mineral Australian Linc Energy mengatakan, pihaknya telah menemukan deposit minyak yang sangat besar di pedalaman yang luas pada Jum'at (25/1), yang oleh para pejabat diperkirakan senilai A$ 20 trilliun (US$ 21 triliun).

Linc mengatakan dua tinjauan independen dari tiga deposito di cekungan Arckaringa Australia Tengah, memperkirakan terdapat sampai dengan 233 miliar barel minyak terkandung dalam batuannya.

Namun, para pejabat memperingatkan bahwa itu terlalu dini untuk mengatakan apakah minyak tersebut dapat menjadikan suatu keuntungan.

"Analisis yang disajikan dalam laporan menunjukkan bahwa keberadaan Stuart Range dan Boorthanna serta formasi Pra-Permian yang kaya minyak dan rawan gas kerogen yang mungkin dapat membentuk dasar dari peran serpih minyak yang kaya akan cairan baru," kata Linc dalam sebuah pernyataan kepada bursa efek Australia, seperti yang dikutip dari bisnis.com, pada Jum'at (25/1).

Linc mengatakan telah menunjuk Bank Barclay untuk menemukan mitra usaha patungan dengan keahlian serpih minyak untuk membantu mengembangkan deposit yang digambarkan sebagai "kelas dunia" dan sebanding dengan proyek di AS yakni Bakken dan Ford Eagle.

Tom Koutsantonis, menteri pertambangan negara bagian Australia Selatan, dimana merupakan lokasi deposit tersebut mengatakan jumlah itu cukup untuk menjadikan Australia sebagai eksportir murni.

Minyak mentah, kondensat dan gas minyak cair yang terjadi secara alamiah, menyumbang enam persen dari produksi total energi Australia, tapi mempunyai andil 40% dari konsumsi, menurut data terbaru.

Biro ekonomi sumber daya mineral Australia memperkirakan bahwa impor minyak akan meningkat 2,1 persen rata-rata per tahun dalam dekade hingga 2050.(bsn/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Australia
 
  Anthony Albanese Resmi Dilantik Jadi Perdana Menteri Australia
  Scott Morrison Jadi Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull Dilengserkan
  Suhu Australia Tembus 50 Derajat Celsius 'Dalam Beberapa Dekade'
  Angkatan Laut Australia Hentikan Kapal Penuh Senjata Api
  Apa yang Membuat PM Australia Tony Abbott Dilengserkan?
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2