KUALA LUMPUR, Berita HUKUM - Hasil pengujian yang dilakukan Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan dua dari tiga sampel coklat Cadbury mengandung DNA babi (porcine).
Berdasar hasil pengujian tersebut, Kantor Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) mencabut sementara sertifikat halal kedua produk tersebut, demikian dilaporkan media-media lokal di Kuala Lumpur, Sabtu (24/5).
Seperti dilansir Antara, Direktur Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan kedua produk yang mengandung DNA babi tersebut adalah Cadbury Dairy Milk Hazelnut dan Cadburi Dairy Milk Roast Almond.
"Sehubungan itu pihak produsen yaitu Cadbury Confectionary Malaysia Sdn Bhd memberi jaminan akan menarik produk tersebut dari pasaran segera," katanya.
Ia mengatakan jika masyarakat menghadapi masalah bisa mengajukan keluhan kepada kementerian melalui laman web Bagian Keselamatan dan Kualitas Makanan (BKKM).
Direktur Kesehatan, Datuk Dr. Noor Hisham Abdullah juga mengatakan, keputusan tersebut diperoleh hasil dari tiga sampel coklat susu Cadbury yang telah diambil untuk analisis untuk tujuan pemantauan.
"Hasil analisis menemukan dua sampel terdeteksi mengandung DNA babi yaitu coklat susu dengan kacang hazel, kode produksi 200813M01H I2 yang bertanggal kadaluarsa pada 13 November 2014 dan coklat susu dengan buah almond, kode produksi 221013N01R I1 yang bertanggal kadaluarsa pada 15 Januari 2015.
"Satu lagi sampel coklat susu Cadbury (Cadbury Dairy Milk Chocolate) tidak terdeteksi DNA babi," katanya dalam satu pernyataan di Malaysia hari Sabtu (24/5/).
Sementara itu Kepala Jakim Datuk Othman Mustapha mengatakan pihaknya telah mencabut sementara sertifikat halal bagi kedua produk itu.
Dalam laman Facebook Cadbury Dairy Milk, perusahaan itu dalam pernyataannya mengatakan telah menarik kedua produk itu dari pasaran dan menyatakan bahwa produk Cadbury lain tidak terpengaruh oleh pengujian itu.
"Kami memberi jaminan kepada pengguna bahwa semua coklat Cadbury yang diproduksi di Malaysia dinyatakan halal oleh Jakim, termasuk lokasi dan bahan mentah yang digunakan dalam produksi," demikian pernyataan Cadbury.(Antara/HanTer/voa-islam/bhc/sya) |