JAKARTA, Berita HUKUM - Sidang kasus terorisme yang terjadi di Aceh kembali di gelar hari ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (22/10). Vikram alias Ayah Banta yang didakwa bersama 6 anggotanya yang turut melakukan aksi teror Bom serta penembakan dan pembunuhan serta upaya meledakan Bom di pinggir jalan Banda Aceh menuju Melaboh di KM 59, pada saat iring-iringan Gubernur Aceh yang saat itu dijabat Irwandi Yusuf akan melawati lokasi itu. Sementara Vikram Alias Ayah Banta merupakan bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka, terlibat dalam delapan kasus kekerasan bersenjata di propinsi Aceh.
Pelaku ini tidak segan-segan menghabisi sasarannya mereka cukup sadis dan dingin dalam bertindak, warga pendatang yang tidak tahu mengenai keadaan politik Aceh pun dijadikan korban dan target penyerangan mereka. Para pelaku ini merupakan kombatan TNA Tentara Nasional Aceh, saat melakukan serangkaian aksi kekerasan bersenjata di Aceh yang melibatkan Vikram dan Jamaludin alias Dugok alias Ule Bara yang menembaki orang-orang dari luar Aceh pendatang asal jawa yang mencari nafkah di Aceh. Mereka para korban tidak tahu apa-apa mengenai politik Aceh saat itu, dalam rentan waktu menjelang Pilkada Gubernur Aceh pelaku dikenal sebagai teroris asal Aceh yang tidak segan-segan menghabisi nyawa orang lain hingga akhirnya berhasil dibekuk Densus 88 Mabes Polri pada 14 April lalu.
"Dalam melakukan aksi terornya mereka menggunakan senjata laras panjang sisa konflik antar pemerintah Pusat dan Gerakan Aceh Merdeka. Dalam peradilan hari ini tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri membawa tiga pucuk senjat api laras panjang dan beserta ratusan butir peluru dan amaunisi bahkan ada satu Bob GLM," ujar salah seorang anggota Densus yang membawa barang Bukti berupa senjata tersebut. Dan para terdakwa tidak sedikit pun menampakkan wajah penyesalan setelah melakukan beberapa rangkaian aksi teror di Aceh yang merenggut banyak korban jiwa.
dalam beberapa sidang sebelumnya, terdakwa Kamarudin mengatakan bahwa, dia tidak menembak dalam jarak satu meter seperti yang dituturkan saksi, namun dia berkata menembak korban dari jarak 7 hingga 8 meter.
"Mereka terlibat dalam delapan kasus kekerasan di delapan lokasi yang berbeda," ujar saksi kepada BeritaHUKUM.com, senin (22/10). Dalam persidangan, Abu Vikram alias ayah banta ini didakwa terlibat dalam penembakan pekerja di Simpang Aneuk Galong, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar, pada Januari 2012. Penembakan itu menyebabkan seorang meninggal dunia yaitu Gunoko bin Kanan dan beberapa korban luka tembak di perut dan dada.(bhc/put) |