BANTEN, Berita HUKUM - Demi mewujudkan ketahanan pangan nasional pada bagian hilir pasca panen, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama dengan Izotop-Hongaria mengembangkan fasilitas Iradiasi Sinar Gamma yang disebut Iradiator Gamma Serbaguna dengan kapasitas maksimum 2 mega currie (2 MCi) yang mulai dibangun di Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Tujuan utama mengembangkan fasilitas Iradiasi Sinar Gamma yang disebut Iradiator Gamma Serbaguna untuk meningkatkan penguasaan tekhnologi dari tahapan desain, konstruksi, dan pengoperasian.
"Dengan dibangunnya fasilitas Iradiasi sinar Gamma ini diharapkan dapat meningkatkan komoditas, yang tujuan utamanya guna meningkatkan penguasaan tekhnologi dari tahapan desain, konstruksi, dan pengoperasian," ujar Kepala Batan Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto, saat memberikan sambutan sebelum seremoni peletakan batu pertama pembangunan Fasilitas Iradiasi Sinar Gamma di Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Selasa (29/3).
Selain itu, Iradiator dapat digunakan sebagai alat demonstrasi kepada stakehoulder dan masyarakat bahwa, "tekhnologi proses pengawetan dan sterilisasi menggunakan radiasi aman untuk makanan, obat-obatan, bahan herbal, kosmetika, dan alat kesehatan," jelas Prof. Dr. Djarot.
Dengan pertimbangan itu, guna mempercepat pembangunan Iradiator Gamma serbaguna di kawasan Puspitek Serpong. BATAN mengembangan desain Iradiator multifungsi bekerjasama dengan Perusahaan Izotop-Hongaria yang berpengalaman dalam membangun Iradiator yang handal, aman, dan efisien, serta memenuhi ketentuan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). MOU Kerjasama rekayasa Iradiator Gamma dengan pihak Izotop-Hongaria telah ditandatangani pada 25 September 2014 di Wina, Austria.
Sementara itu, Menristekdikti Muhammad Nasir pada Kabinet Kerja (2014 - 2019) yang turut hadir menyampaikan, "Iradiator Gamma Serbaguna yang dibangun ini harapannya bakal menjadi model atau master pembangunan Iradiator lainnya di seluruh Indonesia. Pilot project iradiasi gamma, dan kemudian dibangun skala besar di seluruh wilayah Indonesia," sampainya mengatakan.
Soalnya, saat ini hanya terdapat satu Iradiator Gamma yang beroperasi, gunanya untuk melayani industri sterilisasi. Jumlah ini sangat sedikit dan tidak memadai bila dibandingkan dengan jumlah produk Pertanian, Perikanan, beserta produk olahannya serta produk industri yang dapat memanfaatkan Iradiator.
Perlu diketahui pula bahwa, pembangunan fasilitas Iradiasi Sinar Gamma yang disebut Iradiator Gamma Serbaguna ini menggunakan dana APBN yang menelan biaya sebesar 96 milyar rupiah. "Biaya pembangunan Iradiator di Puspitek ini menggunakan dana APBN sebesar 96 Milyar rupiah, dimana berkisar 6 Milyar untuk pembangunan fisik, serta 90 Milyar untuk pembangunan sipil, dimana radioaktifnya akan didatangkan dari Hungaria.
"Dimana membangkitkan juga pihak swasta untuk ikut berperan dalam membangun nantinya. Soalnya, Prototipe Iradiator Gamma di Puspitek Serpong 80% buatan Indonesia, sisanya dari luar. Memang ada 20% dari Hongaria, karena radioaktif berhubung kita tidak mempunyai PLTN, dimana kita sejauh ini belum memliki PLTN," ujar Menristekdikti.
"Inilah suatu portofolio yang baik, oleh karena itu nantinya reaktor nuklir saya rasa perlu dibangun di Indonesia. Nuklir menjadi pilihan terakhir, dimana untuk renewable energi dimana ada angin, matahari, biodiesel dan terakhir nuklir. Jika itu ada bunyi pilihan terakhir. Nuklir adalah alternatif, padahal 'Nuclear for Riset' dimana rekayasa eksperimen bukan untuk komersial namun untuk riset," jelas Menristekdikti lagi.
Dengan harapan dapat menambah nilai ekonomi, berapa nilai tambah yang akan dibangun 2016, 2017 kalau sudah disesuaikan dengan kondisi (condisioning) dalam 10 atau 15 tahun lagi supaya peneliti dapat merasakan produk dimana manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat. "Indonesia live science centre, bukan hanya base on activity, namun base on output," ucapnya.
Keinginan Meristek dimana nantinya ada suatu bentuk paket riset, dimana nanti jika dikembangkan walaupun telah pensiun, itu adalah hak researcher itu sendiri. Dimana haknya 40:60%. "Yang terutama mengandung unsur transparan (transparancy), kehati-hatian (awareness), dan dapat dipertanggungjawabkan (accountability) dalam penerapannya," paparnya.
Nampak berdasarkan pantauan pewarta BeritaHUKUM.com, saat proses acara Groundbreaking pembangunan Iradiator Gamma serbaguna di Kawasan Puspitek Serpong ini turut hadir Kepala Batan, Menristekdikti, Duta Besar Hungaria, Walikota Tangsel. Saat seremoni proses peletakan batu pertama Iradiator ini dilakukan oleh Menteri Ristekdikti, kemudian dilanjutkan oleh Kepala BATAN, lalu Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Ditargetkan pembangunannya akan selesai pada akhir tahun 2017, dengan kapasitas 2 MCi Iradiator yang akan mampu melayani proses Iradiasi hingga 123 meter kubik per hari. Hingga berkontribusi meningkatkan kandungan komponen lokal (local content) sebesar 78%.
Keunggulan dari pembanguan Fasilitas Iradiasi Sinar Gamma :
1. Dapat membunuh bakteri, kuman, telur, larva, serta serangga hingga lapisan dalam dari produk yang diradiasi.
2. Tidak memerlukan RAYA pengawet sehingga tidak memerlukan residu bahan kimia beracun.
3. Dilakukan pada proses dinging sehingga tidak merusak/mengubah nutrisi pada makanan yang diradiasi dan kemasannya.
4. Proses Iradiasi dilakukan pada produk yang sudah dikemas siap kirim sehingga akan terhindar dari terjadinya proses rekontaminasi.
5. Satu Fasilitas Iradiator dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, antara lain menghambat pertunasan, pitosanitari, karantina buah, mengurangi kandungan bakteri patogen, kapang, jamur, dan mirkoorganisme lainnya, memperpanjang daya simpan, dan disinfestasi serangga.
6. Terbukti aman digunakan selama 50 tahun dan sudah diizinkan penggunaannya dengan peraturan Menteri Kesehatan nomor 701/Menkes/Per/VIII/2009.(bh/rar/mnd) |