JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang juga pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendorong kader ICMI untuk ikut bertarung di Pemilu 2014, termasuk Priyo Budi Santoso. Dikatakannya hampir semua sosok yang sekarang maju sebagai calon presiden adalah kader ICMI.Seperti, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Hanura Wiranto.
“Yang penting semua kader ICMI harus berpegang teguh pada 5K yaitu, kualitas iman, kualitas bekerja, kualitas hidup, kualitas berkarya, dan kualitas taqwa,” tegasnya
Oleh sebab itu, dia juga mendorong agar Presidium ICMI seperti Priyo Budi Santoso (PBS) juga ikut berkontestasi pada pesta demokrasi nanti.
Pernyataan itu disampaikan Bj Habibie saat menerima rombongan elite ICMI yang diketuai Priyo Budi Santoso, di kediamannya di Jalan Patra Kuningan, Jakarta.Jumat (31/01)
Priyo Budi Santoso adalah Ketua DPP Partai Golkar yang juga Wakil Ketua DPR RI.
Seperti diketahui,tahun politik 2014 ini benar – benar mendorong maraknya persaingan seru diantara para capres, caleg dan pengendali parpol yang berlomba – lomba memasarkan diri guna mendulang suara pemilih pada Pemilu 2014.. Baik di dalam Pileg April maupun pada Pilpres bulan Juli.
Ada suatu perkembangan baru yang terjadi di masyarakat akhir – akhir ini, yaitu mengemukanya permintaan pasar (masyarakat) atas munculnya calon capres yang berusia muda. Yang masuk kategori usia muda, disebutkan adalah dibawah 55 tahun. Tegasnya, pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 diharapkan menyajikan capres-capres muda yang berkualitas.
Survei Institut Riset Indonesia (Insis), yang dengan tegas menyebutkan, masyarakat lebih tertarik menggunakan hak pilihnya jika capres-capres yang maju merupakan tokoh muda yang umurnya dibawah 55 tahun.
“Jika capres di Pilpres 2014 berusia di atas 55 tahun hanya 63,36% pemilih. Sementara yang tidak menggunakan hak pilih (8,31%), dan tidak tahu/tidak jawab (28,31%),” kata peneliti Insis Mochtar W Oetomo kepada media di Jakarta, Minggu (12/01).
Menurut Mochtar, publik akan lebih tertarik menggunakan hak pilihnya di Pilpres 2014 ketika calon yang dimajukan berasal dari tokoh muda atau yang berumur dibawah 55 tahun. “Responden yang mengatakan akan menggunakan hak pilih melonjak mmenjadi 81,86%, tidak menggunakan hak pilih (4,2%) dan tidak menjawab (13,92%),” jelas Mochtar. .
Lebih jauh Mochtar mengatakan dalam survei Insis mengajukan beberapa nama tokoh muda yang berpeluang menjadi Capres 2014. Dalam survei itu nama Gubernur Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi tokoh terpoluler di masyarakat dengan 83,55%.
Selain itu, nama Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menjadi tokoh muda terpopuler kedua dengan popularitas sebesar 77,10% di 2012, dan 78,59% di 2013. Sementara Hary Tanoesoedibyo melonjak pesat berada di posisi ketiga tokoh muda di bawah 55 tahun 75,79%.
Responden yang berpendapat perlu adanya pemimpin alternatif juga tinggi. Tercatat ada 71,02% responden manyatakan perlu, dan sangat perlu. Sementara yang menyatakan tidak perlu (10,74%), dan tidak tahu (18,22%).
Merujuk kepada tiga nama capres potensial, seperti Jokowi, adalah kader PDIP yang juga Gubernur DKI, Priyo Budi Santoso kader Golkar yang juga Wakil Ketua DPR RI dan Hary Tanoe, kader Hanura, pemilik Group media MNC Tv, nampaknya harapan masyarakat akan terhambat oleh oligarki yang ada di dalam internal partai mereka masing – masing.
Soalnya, ketiga calon presiden potensial itu bukanlah pimpinan puncak penentu di partainya. Boleh dikata, ketiganya cuma indekost saja. Segala sesuatu penentuannya ada di tangan ketua umum parpol dimana mereka bernaung.
Namun, akan lain halnya, jika ada parpol atau gabungan parpol yang mengajak mereka bergabung dengan diikat oleh komitmen- komitmen politik yang seksi, maka tidak tertutup kemungkinan konstalasi bisa saja berubah. Selamat tinggal partai lama.(baratamedia/sis/bhc/sya) |