JAKARTA, Berita HUKUM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan kegiatan Konferensi Keluarga lndonesia (KKI) dengan tema "Melalui Pembangunan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Kita Wujudkan Revolusi Mental Guna Menuju Indonesia yang Berkarakter. Berlandaskan Pancasila", bertempat di Gedung BKKBN Halim, Jakarta pada, Kamis (2/6).
Konferensi ini merupakan kegiatan strategis sebagai rangkaian peringatan kegiatan Hari Keluarga Nasional Tahun 2016, sekaligus bertepatan juga dengan hari lahirnya Pancasila 1 Juni. Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan momentum kebangkitan keluarga sebagai lembaga pertama dan utama dalam melakukan revolusi mental berbasis keluarga berlandaskan Pancasila.
Berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat akhir-akhir ini, baik tentang isu kekerasan seksual pada anak, pelecehan terhadap kaum perempuan, kasus kekerasan dalam rumah tangga, LGBT, disharmoni hubungan dalam keluarga, serta Isu lain yang menyangkut sendi-sendi kehidupan keluarga yang berakar dari lemahnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Perlu langkah konkrit dari berbagai elemen, baik masyarakat maupun pemerintah yang diwujudkan melalui penyusunan regulasi maupun dalam bentuk menumbuhkembangkan kepedulian dan empati masyarakat.
Sesuai arah kebijakan pembangunan pemerintahan periode tahun 2015 2019 yang tertera dalam Agenda Prioritas Pembangunan Nasional, BKKBN merupakan salah satu Lembaga yang diberi tanggung jawab untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (NAWACITA), terutama pada Cita ke 3 (tiga) untuk "Membangun lndonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan", Cita ke 5 (lima) "Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia indonesia" dan Cita ke 8 (delapan) untuk melakukan :Revolusi Karakter Bangsa".
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty dalam sambutannya pada launching KKl di Auditorium BKKBN berharap, agar seluruh keluarga di indonesia dapat mulai menanamkan karakter pada masing-masing anggota keluarga agar memiliki nilai-nilai revolusi mental, yaitu integritas, beretos kerja dan gotong royong. Pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga, dilakukan melalui program pembangunan keluarga. Tujuan pembangunan keluarga di lndonesia yaitu mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Pembangunan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan siklus kehidupan, yaitu pembinaan terhadap seluruh tahapan perkembangan manusia, dari mulai balita dan anak, remaja, hingga lansia. Dengan adanya nilai-nilai revolusi mental yang ditanamkan dalam keluarga, lanjut dia, setiap individu diharapkan dapat lebih mengenal karakternya sehingga berbagai tindakan yang tak diinginkan di kemudian hari, bisa dihindari, seperti pemerkosaan, seks sebelum menikah, pernikahan dini dan narkoba.
"Hal ini dapat dimulai dari keluarga dengan membangun komunikasi berkualitas, yang dikenal dengan sebutan komunikasi segitiga, yaitu komunikasi dengan Tuhan, manusia lainnya, dan komunikasi dengan dengan dirinya sendiri," jelas Surya.
Dengan begitu, lanjut dia, tugas BKKBN untuk bisa meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bisa lebih maksimal. "Kalau ka kan tugasnya membenahi yang di hulu, kami preventif. Jadi, tugas kami menciptakan revolusi karakter bangsa yang dapat dimulai dari mana saja, salah satunya keluarga agar ke hilirnya juga bisa menjadi baik," terangnya.(bh/yun) |