JAKARTA, Berita HUKUM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI memperkirakan sebagian wilayah Indonesia (48,72%) akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2014. Hanya saja hal tersebut dinilai mengalami kemunduran rata rata karakteristik iklim jika dibandingkan 30 tahun terakhir (1981-2000).
Adapun sifat hujan pada musim hujan 2014/2015 diperkirakan normal (68,81%). Sedangkan suhu permukaan laut atau SST yang berada pada Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang menuju Indonesia diprediksi sama dengan normalnya. Yaitu mengindikasikan tidak terjadinya penambahan atau pengurangan suplai air.
"Kondisi anomali suhu permukaan laut di perairan Indonesia menunjukkan nilai yang lebih hangat dibandingkan normalnya. Hal ini menunjukkan masih akan berpotensi normal sampai hangat. Cukup membawa pasokan air berpotensi membawa peluang curah hujan di wilayah Indonesia," tutur Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, Jum'at (29/8) dalam jumpa pers di kantor BMKG.
Secara umum ditambahkan Andi, awal musim hujan disebagian besar daerah diperkirakan mulai pada Oktober yaitu sebanyak 48,72 % (62.644.510 km2). " Namun jika dibandingkan dengan rata-rata selang waktu 1981 hingga 2010, awal musim hujan tahun ini mundur sebesar 46,16%," tambah Andi.
Terkait perubahan musim hujan yang dapat berdampak pada pertanian dan komoditas pangan, BMKG menyebutkan sejumlah Provinsi akan mengalami efeknya, yaitu pada Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
"Kita sedang cari-cara agar para petani turut mengetahui akan prakiraan perubahan musim, cuaca dan lainnya. Hal ini penting agar petani bisa mengantisipasinya. Sejumlah aplikasi yang bisa diunduh sudah kami sebar," tambah Andi mengingatkan.
BMKG sebut National Climate Outlook Forum dapat Atasi Banjir
National Climate Outlook Forum merupakan cara lain yang disertakan BMKG terkait penangan banjir, khususnya di Ibukota Jakarta. Pasalnya daya serap tanah Jakarta yang kini hanya sebesar 20% sudah sangat menghawatirkan jika musim hujan datang. Terlebih dataran Jakarta yang dinilai rendah.(bhc/mat)
|