JAKARTA, Berita HUKUM - Berdasarkan hasil pantauan BMKG tercatat curah hujan pada tanggal 11 hingga 12 Januari 2014 terjadi dengan intensitas lebat (diatas 50 mm/hari) sampai dengan sangat lebat (diatas 100 mm/hari), dengan konsentarasi hujan lebat di wilayah Jaarta barat, timur, dan selatan serta daerah penyangga seperti Bogor dan Depok. Untuk wilayah Depok sendiri tercatat curah hujan diatas 100 mm/hari.
Hal ini diutarakan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng saat jumpa pers Pekembangan Cuaca dan Musim Hujan bersama Kementerian Perhubungan, Jumat (17/1) kemarin di Ruang Rapat Lantai I gedung Operasional Utama BMKG dengan diikuti puluhan media massa dan dihadiri Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beserta Dirjen Perhubungan Laut dan Udara.
Lebih lanjut Andi Eka menutarkan Pada tanggal 12 Januari 2014 terjadi pusaran, depresi atau tekanan udara rendah di Utara Indonesia, dekat Sulawesi dan di selatan Laut Arafura. Depresi ini membawa dampak munculnya angin baratan di Wilayah Indonesia Bagian Selatan yang menimbulkan pertumbuhan awan sehingga menimbulkan curah hujan lebat diantaralanya di wilayah Jabodetabek.
Untuk wilayah Manado seperti yang diutarakan Andi Eka bahwa berdasarkan pantauan BMKG pada tanggal 15 Januari hingga 16 Januari 2014 di wilayah Manado terdapat kumpulan awan tebal dan pertemuan angin di wilayah Sulawesi Utara yang menimbulkan curah hujan diatas 100 mm/hari, hal ini yang memberikan pasokan debit air sehingga terjadi banjir bandang. Selain itu juga disebabkan adanya Saat ini curah hujan di Manado berkurang tetapi dampak banjirnya masih ada.
Lebih lanjut Andi Eka menuturkan bahwa di Sebelah Utara Wilayah Indonesia munculnya potensi badai tropis pada bulan Mei hingga Desember, sementara di selatan wilayah Indonesia munculnya potensi badai siklon terjadi pada bulan Januari. Bibit badai atau pusat tekanan rendah ini akan membawa efek negatif ke Indonesia, seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang laut yang tinggi, tutur Andi.(bmkg/bhc/sya) |