Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Peti Kemas
Bangun Terminal Peti Kemas, PT Pelindo Investasi Rp 1,5 Triliun
Monday 11 Mar 2013 16:11:52
 

Ilustrasi, terminal peti kemas.(Foto: Ist)
 
BANDA ACEH, Berita HUKUM - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I siap membangun terminal peti kemas dan sarana pendukung lainnya di Pelabuhan Malahayati Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar dengan investasi senilai Rp 1,5 triliun.

"Kami siap bekerja sama dengan Pemerintah Aceh untuk mewujudkan Malahayati sebagai pelabuhan peti kemas domestik dan luar negeri," kata Dirut PT Pelindo I Alfred Nasir di Banda Aceh, Senin (11/3).

Alfred menyampaikan hal tersebut setelah menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) PT Pelindo I, PT Alkan Abadi dan Pemerintah Aceh. Pembangunan terminal peti kemas itu diharapkan selesai 2013.

Nota kerja sama itu juga bertujuan sebagai komitmen menjadikan Malahayati sebagai pelabuhan peti kemas. Sebagai tahap awal PT Pelindo akan mendatangkan sebanyak 800 unit peti kemas ke Pelabuhan Malayahati.

"Untuk tahap awal kami mewujudkan pengiriman barang dari sejumlah pelabuhan domestik seperti Belawan (Medan) dan Tanjong Priok (Jakarta) ke Malahayati," kata Alfred.

Dijelaskannya, upaya PT Pelindo mewujudkan Malahayati Krueng Raya yang berjarak sekitar 32 kilometer dari Kota Banda Aceh sebagai pelabuhan peti kemas untuk memperkecil biaya angkutan barang dari luar ke Aceh.

"Transportasi laut lebih murah dibandingkan angkutan darat, apalagi dengan kondisi kenaikan harga BBM selama ini. Melalui angkutan laut juga akan berdampak pada murahnya harga barang di Aceh," katanya.

Sebanyak 800 kontainer PT Pelindo siap ditempatkan di Pelabuhan Malahayati yang kini sudah dipesan oleh mitra yakni PT PT Alkan Abadi.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan pelabuhan Malahayati sangat strategis dan akan memberi peluang besar bagi perdagangan dunia, terutama pedagang asal provinsi tersebut.

"Kami berharap swasta dapat menjadikan pelabuhan Malahayati ini sebagai peluang membangkitkan gairah swasta Aceh untuk melakukan transaksi dagang dengan pengusaha nasional dan luar negeri," kata dia menambahkan.

Oleh karena itu, gubernur meminta PT Pelindo I sebagai perusahaan "plat merah" milik negara segera merealisasikan pembangunan peti kemas Pelabuhan Malahayati Krueng Raya. "Jika terdapat kendala dalam pembangunan, harap dilaporkan," katanya.

Sebelumnya, PT Pelindo III (Persero) juga menginvestasikan dana senilai Rp 1,5 triliun untuk pemenuhan peralatan angkat dan angkut serta sistem operasi di Terminal Multipurpose Teluk Lamong.

"Besaran dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan 10 unit 'Ship to Shore Crane' (STS), 20 unit 'Automatic Stacking Crane' (ASC), lima unit 'Straddle Carrier' (SC), 50 unit 'Combined Terminal Tractor' (CTT), dan pengadaan 'Terminal Operating System' (TOS)," kata Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, di Surabaya, Jumat (1/3).

Ia menjelaskan pihaknya telah menunjuk empat perusahaan untuk melakukan pekerjaan pengadaan alat angkat dan angkut serta sistem operasi di Terminal Multipurpose Teluk Lamong.

Keempat perusahaan itu adalah pemenang lelang dalam pelelangan terbuka yang dilakukan Pelindo III beberapa waktu lalu.

"Pemenang lelang untuk pengadaan 'Ship to Shore Crane', 'Automatic Stacking Crane', dan 'Straddle Carrier' adalah Konecranes yang merupakan perusahaan asal Finlandia," katanya.

Untuk pemenang pengadaan 'Combined Terminal Tractor' adalah Gaussin SA yang merupakan perusahaan asal Perancis," ujarnya.

Sementara lelang pengadaan "Terminal Operating System" dimenangkan oleh Realtime Business Solutions PTY. LTD, perusahaan yang berpusat di Australia.

"Perusahaan tersebut telah menunjuk PT Primus Indonesia sebagai perwakilan mereka di Indonesia. Oleh karena itu, PT Primus Indonesia yang nanti mengerjakan 'TOS'," ucapnya.

Salah satu alat yang akan digunakan di Terminal Multipurpose Teluk Lamong, kata dia, merupakan alat baru di bidang kepelabuhanan, yakni "Automatic Stacking Crane".

"Saat ini alat tersebut baru digunakan di tiga negara, yakni Jerman, Arab Saudi, dan Spanyol. Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang menggunakan alat ini dan sekaligus menjadi yang pertama di Asia," paparnya.

"Automatic Stacking Crane" adalah sebuah alat yang bisa dikendalikan dari jarak jauh, dan cara pengoperasiannya dilakukan dari dalam sebuah ruang kendali yang terpisah jauh dari alat tersebut.

Ruangan pengendali alat tersebut dilengkapi pendingin udara, layar monitor, tuas pengendali, dan lainnya.

"Kami yakin peralatan tersebut ramah lingkungan. Apalagi, dioperasikan dengan tenaga listrik dan tentunya akan mengurangi emisi gas buang atau polusi udara," kata Djarwo.

Sementara itu, Direktur Konecranes Finland Corporation, Tuomas Saastamoinen mengatakan, "Automatic Stacking Crane" yang akan dioperasikan di Terminal Multipurpose Teluk Lamong memiliki produktivitas dua kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan alat konvensional "Rubber Tyred Gantry" (RTG).

"Kami jamin biaya produksi untuk alat tersebut lebih murah, karena dioperasikan dengan tenaga listrik, bukan BBM," katanya.(dbs/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Peti Kemas
 
  Serikat Pekerja Tolak Investor Asing dalam Tata Kelola Terminal Peti Kemas
  Pasok Kebutuhan Listrik Terminal Teluk Lamong
  Bangun Terminal Peti Kemas, PT Pelindo Investasi Rp 1,5 Triliun
  Arus Peti Kemas Pelindo III Naik 9%
  Hujan Lebat Tewaskan Pekerja Peti Kemas
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2