KUTAI TIMUR, Berita HUKUM - Banjir kembali melanda Kalimantan Timur. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mencatat sebanyak 22.370 jiwa menjadi korban banjir di daerah tersebut.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Imam S Lutfi, menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan makan para korban yang berhasil dievakuasi telah dibangun dapur umum di dua lokasi.
"Hingga saat ini ada lima desa yang terendam. Pemda sudah menyiapkan segala kebutuhan, termasuk sembako dan tenaga medis," kata Imam, Minggu (24/2).
Lima desa yang terendam adalah Desa Sangatta Selatan, Desa Singa Geweh, Desa Sangatta Utara, Desa Teluk Lingga, dan Desa Swarga Bara.
Banjir terparah terjadi di Desa Sangatta Selatan dengan ketinggian air mencapai 3,5 meter. Banjir yang terjadi sejak Jum'at itu nyaris merendam seluruh jalan protokol di perkotaan.
Imam menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah membentuk tim SAR gabungan yang melibatkan polisi, TNI dan aparat pemda untuk mengevakuasi korban banjir. Pada Minggu pagi tadi tim mulai menyisir lokasi banjir menggunakan dua perahu karet bantuan dari Basarnas dan TNI Angkatan Laut. "Sasaran utama evakuasi adalah anak-anak, wanita serta lansia," ujarnya.
Salah satu warga korban banjir, Nunie mengatakan, sejak Sabtu kemarin saluran listrik di seluruh desa yang terkena banjir dipadamkan untuk menghindari korban. ”Tidak hanya listrik, air bersih dari PDAM juga mati karena mesinnya terendam banjir,” ucapnya.
Nunie menjelaskan banjir mulai merendam pemukimannya sejak Jum'at. Namun paling parah terjadi Sabtu kemarin.
Sementara salah satu warga Sangatta, Ninik, mengatakan ketinggian air akibat meluapnya Sungai Sangatta, terus bertambah sejak Sabtu hingga Minggu hari ini. Di Jalan APT Pranoto, genangan air mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 50 sentimeter.
Sedangkan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, H Zainuddin Aspan, mengatakan sebanyak 4.975 buah rumah warga di empat desa dari dua kecamatan terendam air banjir yang terjadi sejak Jumat (22/2).
Menurut H Zainuddin Aspan, Minggu (24/2), dari jumlah rumah yang terendam banjir yang berjumlah 4.975 buah rumah dengan sekitar 24 ribu jiwa warga itu, terdapat di kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan dengan lima desa dan seratusan lebih RT yang benar-benar terkena dampak banjir.
"Untuk membantu korban banjir yang encapai ribuan itu, BPBD dan Dinas Sosial telah mendirikan lima lokasi posko dan dapur umum, tersebar di Kabo, Teluk Lingga, Rudina, Mujur Jaya, Patung Burung dan Gunung Tehnik," kata Zainuddin Aspan.
Namun, dikatakan Zainuddin didampingi Sekretaris Muchtar dan Kabid Logistik Kedaruratan dan Peralatan H Syafranuddin, meskipun telah disediakan dapur umum dan posko, para korban banjir tidak terlalu berminat datang, karena lebih memiliki tetap bertahan di rumah atau ke rumah keluarganya untuk menginap.
Karena warga lebih memilih tetap di rumah meskipun rumah mereka terendam air banjir, sehingga bantuan-bantuan logistik yang disediakan ataupun sembako bantuan pihak ketiga disalurkan langsung ke rumah-rumah.
Saat ini, katanya, pihaknya fokus melakukan monitorong lapangan, karena nampaknya kondisi air mulai surut, namun para petugas tetap siaga, seperti polisi, TNI, Tagana, SAR, Rapi, PMI, dan petugas medis.
"Kendala kami di lapangan banyak warga menolak dievakuasi petugas, dan juga peralatan sangat minim, karena hanya mengandalkan bantuan dari BNPB dan BPBD Provinsi Kaltim," ujar Zainuddin di ruang kerjanya, bersama sejumlah pejabat dan stafnya.
Dikatakan, Zainuddin, meski hari libur minggu, pihaknya tetap masuk karena musibah banjir ini banyak warga masyarakat yang perlu bantuan dan dilayani. Jadi tidak masalah kami kerja untuk mereka.
"Selama musibah banjir ini terjadi BPBD Kutai Timur kami membuka pelayanan, baik informasi maupun kebutuhan seperti logistik meskipun terbatas," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Timur belum memiliki sarana untuk memobilisasi korban di lapangan, sebab hanya bantuan BNPB Pusat dan provinsi yang digunakan.(dbs/bhc/rby) |