SAMARINDA, Berita HUKUM - Bantuan kemanusiaan dari masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) Samarinda berupa sandang, pangan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala yang terjadi pada, Kamis (28/9) lalu siap diberangkatkan dengan melalui jalur laut menggunakan KM. Miang Besar dari dermaga Navigasi Samarinda pada, Minggu (30/9).
Korban tewas akibat gempa dan tsunami dahsyat di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah bertambah jadi 832 Orang. Informasi terbaru tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Minggu (30/9) siang.
Untuk membantu saudara kita yang menjadi korban gempa 7,7 SR dan tsunami yang menerjang Palu - Donggala dan sekitarnya, Tim Pencarian dan Pertolongan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kaltim dan Kaltara sehari sebelumnya sudah memberangkan sejumlah relawan dengan KM. Wisanggeni, termasuk di dalam rombongan ada tim dokter yang dikoordinir langsung oleh Wakil Direktur RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Dr. Ahmad Zuhro Maruf, SP, BS.
Kepala Kantor Basarnas Kaltim dan Kaltara, Gusti Anwar Mulyadi mengatakan bahwa, tim dokter yang berangkat ada 2 orang, terdiri dari ahli bedah dan saraf, lengkap dengan obat-obatan dan peralatan yang akan digunakan untuk membantu korban gempa dan tsunami tersebut.
Disamping itu Kepala Operasi Basarnas Kaltim-Kaltara, Octavianto menambahkan, Kapal SAR Wisanggeni selain membawa bantuan dokter dan obat obatan juga memabawa logistik makanan serta kantong mayat, peralatan Extralasi (Colappse Structure Search & Rescue) juga dibawa untuk digunakan oleh Reacuer yang akan menyisir dan mencari korban di seluruh wilayah terdampak gempa bersama Tim Basarnas lainnya.
“Extralasi berfungsi khusus mengeluarkan korban yang terhimpit maupun terjebak di reruntuhan bangunan,” terangnya, Tim juga membawa Emergency Lighting guna penerangan serta sumber listrik.
"Bantuan dari masyarakat Samarinda berupa sandang pangan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dari Dermaga Navigasi Samarinda Minggu (30/9) dengan KM Miang Besar," ujarnya.
Sementara, terkait maraknya foto maupun video yang fulgar di media sosial seperti Facebook, Watsapp dan lainnya, Ketua Forum Wartawan Peduli Bencana (Wapena) Kalimantan Timur, Amir Hamzah menghimbau agar masyarakat untuk tidak asal menyebarkan video-vodeo maupun foto-foto korban gempa dan tsunali di Palu dan Donggala secara vulgar di media sosial termasuk di grup-grup WhatsApp, hal ini demi mempertimbangkan perasaan keluarga korban yang dilanda musibah tsunami, terang Amir Hamzah.
"Tidak elok menyebarkan video-video dan foto-foto vulgar korban gempa dan tsunami yang sedang dievakuasi, karena menambah duka buat keluarga korban, jadi kami minta jika menerima vidio seperti itu hendaknya tidak lagi menyebar ke pengguna, media lainnya dan jika perlu menyarankan kepada penyebar untuk tidak menyebarkan vidio tersebut," ungkap Amir.
Amir Hamzah juga menambahkan, "Wapena Kaltim dalam waktu dekat akan mengirimkan bantuan melalui tim relawan yang sudah berada di lokasi kejadian, bantuan dari Wapena dilakukan setiap ada bencana hanya di Kaltim tapi juga di seluruh wilayah Indonesia," pungkasnya.(bh/gaj) |