JAKARTA, Berita HUKUM - Stigma masyarakat Indonesia tentang nuklir masih dianggap berbahaya dan menakutkan. Padahal penggunaan nuklir guna sumber energi telah jauh hari dilakukan sejumlah negara maju di Benua Amerika, Eropa hingga kawasan Asia Pasifik.
Adapun Indonesia masih dihantui oleh krisis listrik, penyebabnya sumber energi listrik yang masih mengandalkan batubara, minyak maupun gas bumi.
Karenanya kampanye penggunaan energi nuklir sebagai sumber energi yang bersih, hemat dan berkelanjutan selalu diupayakan. Upaya itu terlihat pada acara Nuclear Youth Summit (NYS) atau Rembuk Nuklir Pemuda untuk kedua kalinya oleh Komunitas Muda Nuklir (KOMMUN) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Pertemuan yang berlangsung pada pada 22-24 November 2014 di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, mengangkat tema ‘Let’s Start the Future, Today!’.
“Jika tidak sekarang dikenalkan, tentu kita akan semakin jauh tertinggal. Padahal untuk mengadakan dan membuat PLTN itu perlu waktu lama. Sedangkan energi nuklir itu aman dan hemat asalkan kita bisa mengenalnya dan memahami cara kerjanya,” sebut Said Mubbarak, Ketua Kommun, Sabtu (22/11) saat jumpa pers bersama awak media.
Said Mubarrak yang juga merupakan mahasiswa Fisika Medis Universitas Indonesia ini, menyetujui rencana pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.
“Kami mendukung pembangunan PLTN secepatnya,” kata Said, yang didampingi Kepala Batan, Prof Djarot dan Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat Kementerian RISTEK dan DIKTI, Broto Sugeng Kardono.
Menurut Said, pembangunan PLTN membutuhkan waktu lima tahun. Karenanya, perlu gerak cepat. Jangan sampai harus menunggu krisis energi terlebih dahulu baru membangun PLTN.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat Kementerian RISTEK dan DIKTI, Broto Sugeng Kardono, mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memanfaatkan nuklir bagi kepentingan masyarakat. Komitmen itu akan dijabarkan melalui peningkatan anggaran pada kepentingan riset ilmu dan teknologi.
"Pada dasarnya kami berkomitmen memberikan dukungan. Pada tahun anggaran mendatang, direncanakan anggaran yang dikucurkan akan jadi dua kali lipat," kata Broto menambahkan.
Anggaran Riset yang dikucurkan pada tahun 2015 -2019 sejumlah 43 triliun rupiah atau naik dua kali lipat dari nilai anggaran sebelumnya pada periode lalu.
Nuclear Youth Summit Sebagai Langkah Pengenalan
Terkait Nuclear Youth Summit, Batan mengingatkan bahwa pemuda Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan berperan pada masa depan melalui inovasi ilmu nuklir. Pasalnya saat ini di sejumlah negara maju, energi nuklir banyak berperan di bidang Listrik, Kedokteran hingga Pertanian.
“Pemuda Indonesia punya masa depan melalui inovasi pada energi nuklir. Tinggal bagaimana kita mampu mentransferkan melalui bahasa popular, sesuai selera dan gaya anak muda. Karena selama ini soal nuklir kerap digambarkan dengan bahasa perang, bom atau hal yang tidak bagus,” sebut Djarot, Kepala Batan.
Nuclear Youth Summit diikuti 120 peserta dari Indonesia dan 30 peserta dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Philipina, Australia, Bangladesh, dan Uni Emirat Arab. Wadah yang diperuntukkan kepada kaum muda yang mempunyai kepedulian dan ketertarikan terhadap perkembangan Iptek nuklir, baik secara nasional maupun internasional.(bhc/mat)
|